Akibat Penggumpalan Darah, Pasien Covid-19 Pria Bisa Ereksi Berjam-Jam

Selasa, 09 Maret 2021 | 07:48 WIB
Akibat Penggumpalan Darah, Pasien Covid-19 Pria Bisa Ereksi Berjam-Jam
Ilustrasi ereksi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain mengganggu sistem pernapasan, infeksi Covid-19 juga bisa menyebabkan ereksi jangka panjang atau priapisme, terutama pada laki-laki. Meski demikian, komplikasi itu terbilang langka terjadi.

Priapisme itu dialami oleh seorang pasien Covid-19 di Amerika Serikat. Menurut dokter, infeksi Covid-19 menyebabkan pembekuan darah pada penisnya

Pada Agustus 2020, seorang pria obesitas berusia 69 tahun dirawat di Dayton, Ohio's Miami Valley Hospital, dengan kasus infeksi virus corona yang parah. Pria anonim tersebut meninggal karena mengalami komplikasi sesak napas yang parah, pembengkakan, dan penumpukan cairan di paru-paru.

Petugas medis sempat membiusnya sebelum menempatkan di ventilator, tetapi kondisinya terus memburuk. Setelah 10 hari, paru-parunya mulai rusak. Para tenaga medis membalikkan tubuhnya, teknik darurat yang digunakan untuk membantu udara bergerak lebih baik ke seluruh tubuh.

Setelah 12 jam tubuh tersebut dibalikkan, perawat mendapati penis pasien tegak. Meski dikompres dengan kantung es selama tiga jam, tidak berdampak apapun.

Petugas medis akhirnya menguras darah di penis pria itu dengan jarum dan berhasil memperbaiki serangan priapisme. Tetapi pria itu tidak sadarkan diri.

"Priapisme tidak terulang kembali," tulis tiga dokter rumah sakit di Miami Valley dalam sebuah laporan tentang pasien di American Journal of Emergency Medicine dikutip dari New York Post.

Tetapi paru-parunya tidak kunjung sembuh, hingga pasien akhirnya meninggal di ICU. Para ahli medis mengatakan gejala tersebut kemungkinan disebabkan oleh reaksi berlebihan kekebalan yang disebut badai sitokin. Sehingga masuk akal disebut sebagai efek samping Covid-19 yang diketahui menyebabkan pembekuan darah.

Dokter beranggapan bahwa priapisme masih menjadi manifestasi penyakit yang menarik sebab jarang terjadi.

Baca Juga: Rekreasi Mental Pasien Covid-19 dan Nakes Bantu Percepat Kesembuhan

“Kami belum pernah melihat kasus priapisme terkait Covid seperti ini. Kami telah menangani lebih banyak pasien Covid daripada rumah sakit Eropa lainnya. Sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi Covid yang jarang tetapi dapat dijelaskan,” kata konsultan ahli bedah urologi Dr. Richard Viney dari Queen Elizabeth Hospital di Birmingham mengatakan kepada Daily Mail.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI