Suara.com - Virus corona Covid-19 diketahui dapat menyebabkan gejala jangka panjang. Gejala ini tetap ada meski pasein Covid-19 telah dinyatakan sembuh dan bebas virus.
Melansir dari Times Now News, penelitian baru menunjukkan bahwa gejala Covid-19 jangka panjang lebih banyak terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki. Menurut peneliti, 10 persen dari total pasien Covid-19 mengalami gejala jangka panjang. Dalam hal ini, 60 hingga 80 persen di antaranya dialami oleh perempuan.
Diana Berrent, pendiri Survivor Corps sebuah grup pasien dengan gejala Covid-19 jangka panjang mengatakan bahwa grupnya memiliki 150.000 anggota di mana 82 persen di antaranya adalah perempuan dan 18 persen adalah pria.
Para peneliti mengatakan bahwa meskipun mereka tidak yakin mengapa ada perbedaan signifikan antara gejala jangka panjang dan jenis kelamin, namun mereka percaya bahwa kondisi ini mungkin disebabkan karena sistem kekebalan.
Baca Juga: Pakar: Indonesia Lepas dari Krisis Akibat Pandemi Jika Tertib Hukum
"Selain faktor biologis, mungkin ada dasar sosiologis atau budaya dalam menjelaskan ini, perempuan lebih mungkin bersedia untuk mencari perhatian medis dan berbicara secara terbuka tentang gejala, terutama yang terkait dengan suasana hati dan masalah kognitif," kata para peneliti.
Sementara peneliti telah menjelaskan bahwa pria juga menangani Covid-19 dengan cara yang berbeda, pria lebih cenderung membutuhkan rawat inap dan perawatan intensif. Pasien Covid-19 pria juga dilaporkan berisiko lebih tinggi tertular Covid-19 dan mengalami kematian akibat infeksi virus.