Suara.com - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban meminta para peserta vaksinasi Covid-19 untuk tidak terlalu mempedulikan petugas vaksinator yang pakai atau tidak pakai sarung tangan.
Hal ini menurut Prof. Zubairi tidak terlalu penting, karena tujuan sarung tangan hanyalah untuk mengantisipasi bahan atau zat yang infeksius atau menular.
"Sepanjang yang saya tahu, sarung tangan itu digunakan untuk mengantisipasi kontak tangan petugas medis dengan darah, bahan yang berpotensi infeksius, selaput lendir atau kulit tidak utuh saat tindakan pembedahan dan operasi," ujar Prof. Zubairi melalui cuitannya di Twitter dikutip suara.com, Rabu (5/3/2021).
Sehingga menurutnya, selama tangan atau yang disentuh petugas vaksinator bukanlah zat atau bahan berbahaya yang bisa menular melalui kulit.
Baca Juga: Dokter Imbau Kenali Reaksi Hipersensitivitas Kulit usai Divaksin Moderna
Ditambah tidak ada bagian kulit tangan yang terluka, maka sarung tangan bukanlah keharusan dalam proses vaksinasi.
"Maka saya memandang, sarung tangan tidak begitu diperlukan saat memberikan suntikan vaksin. Sebab, tidak ada kontak tangan petugas dengan darah atau kulit pasien yang terkelupas karena luka," paparnya.
Sehingga alih-alih menggunakan sarung tangan, justru yang lebih baik adalah seberapa rutin petugas medis tersebut membersihkan tangannya secara berkala. Seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan hand sanitizer.
"Coba perhatikan video vaksinasi di beberapa negara. Petugasnya tidak pakai sarung tangan saat menyuntik vaksin Covid-19. Sebab, lebih baik petugas itu membersihkan tangannya secara berkala," ungkapnya.
"Ketimbang memakai sarung tangan yang telah menyentuh beberapa orang secara bergantian," pungkas Prof. Zubairi.
Baca Juga: Kurangi Efek Samping Vaksin Covid-19, Coba Makan Sup Ayam!