Alami Alergi, Anda Tidak Akan Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua

Kamis, 04 Maret 2021 | 19:59 WIB
Alami Alergi, Anda Tidak Akan Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk petugas pelayanan publik dan lansia akan diberikan dalam waktu dekat.

Dokter mengatakan jika Anda mengalami alergi atau efek samping parah lainnya, maka ada kemungkinan Anda tidak mendapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI mengatakan jika pada penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama menimbulkan reaksi alergi, maka vaksin dosis kedua tidak bisa diberikan kembali.

"Ketika seseorang alergi, terhadap satu bahan di dalam vaksin tidak boleh diberikan lagi," ujar Prof. Iris dalam acara talkshow virtual BIBIR COVID, Kamis (4/3/2021).

Baca Juga: Ratusan Pedagang di Cianjur Diberi Vaksin COVID-19

Alergi terhadap vaksin disebut sebagai kontraindikasi, yaitu tubuh melakukan perlawanan terhadap zat yang terkandung dalam vaksin.

Kontraindikasi ini bisa berupa kemerahan hingga rasa gatal di kulit, dan ini kasus yang paling banyak ditemukan setelah vaksinasi Covid-19.

Namun yang berbahaya adalah efek alergi berupa anafilaksis yang bisa mengancam nyawa. Biasanya dampaknya tidak hanya reaksi lokal, tapi sudah sistemik.

Seperti pusing kepala hebat, mual, muntah, wajah membengkak, bahkan hingga hilang kesadaran.

Itulah mengapa kata Prof. Iris saat proses vaksinasi petugas medis sudah siap sedia dengan aneka obat penawar alergi.

Baca Juga: Asmiar Yahya Sempat Terinfeksi Covid-19 Sebelum Meninggal Dunia

"Oleh karena itu sebelum menyuntik, kita menyiapkan anafilaksis kit, yang berisi obat-obatan yang memberikan penawar kalau terjadi anafilaksis," papar Prof. Iris.

Perlu diingat, anafilaksis tidak hanya terjadi pada proses vaksinasi Covid-19, tapi juga terhadap semua vaksin maupun terapi pengobatan lainnya.

"Itu bisa terjadi pada setiap vaksin, bukan Sinovac saja, semua vaksin. Bahkan obat, makanan bisa menyebabkan anafilaksis serius," pungkas Prof. Iris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI