Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa tantangan terbesar dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19 adalah ketersediaan dosis. Target pemerintah dengan 181 juta penduduk disuntik vaksin Covid dalam satu tahun, artinya dibutuhkan 362 juta dosis.
"Tantangan paling besar itu jumlah vaksinnya rebutan seluruh dunia. Banyak negara yang belum dapat atau baru mulai," kata Budi dalam webinar Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (4/3/2021).
Menurut Budi, Indonesia tergolong cepat jika dibandingkan beberapa negara lain di Asia atau negara-negara maju yang belum memulai vaksinasi. Lantaran jumlah dosis yang terbatas, Kemenkes membagi tahapan penyuntikan vaksin dalam sua tahap per enam bulan..
Ia menjabarkan bahwa pemerintah hanya bisa mendapatkan 90 juta dosis yang digunakan untuk penyuntikan vaksin pada tahap enam bulan pertama, terhitung sejak 13 Januari lalu.
Baca Juga: Ahli Sarankan Pasien Rheumatoid Harus Suntik Vaksin Covid-19 Awal
"Jadi kebayang 45 juta rakyat (butuh) 90 juta dosis suntikan. Itu disuntikan 6 bulan pertama dan sisanya yang 140 juta atau 280 juta dosis suntikan dilakukan 6 bulan kedua," kata Budi.
Disadarinya bahwa pada periode enam bulan kedua target vaksinasi lebih banyak. Sehingga tentu tantangan yang akan dihadapi pemerintah juga bisa lebih berat. Karenanya, menurut Budi, diperlukan strategi percepatan proses vaksinasi yang harus dirancang sejak sekarang.
Vaksinasi drive thru, disebut Budi Gunadi sebagai salah satu upaya agar target sasaran penyuntikan vaksin bisa sesuai jadwal.
"Kita perlu latihan sekarang. Tapi karena vaksin masih sedikit, kita coba fasilitasnya seperti apa. Nanti di semester kedua, begitu jumlah vaksin penuh itu datang, kita harus bisa suntikan 140 juta target dalam waktu 6 bulan. Ini yang tantangannya tinggi sekali. Kita enggak bisa lakukan sendiri, harus lakukan ini bersama dengan semua komponen," ucapnya.
Baca Juga: Bupati Gowa dan Wakil Bupati Gowa Disuntik Vaksin Covid-19 Tahap Dua