Suara.com - Sudah banyak diketahui bahwa jerawat bukan hanya dipengaruhi oleh kebersihan wajah saja namun juga stres. Dalam hal ini Klinik Cleveland melaporkan bahwa hormon kortisol (hormon stres) bisa memicu kemunculan jerawat.
Melansir dari Health, beberapa tahun lalu, tim peneliti dari Kroasia menganalisis berbagai studi tentang jerawat. Peneliti menemukan bahwa stres emosional memperburuk jerawat antara 50 persen hingga 80 persen orang.
Angela Lamb, MD, profesor dermatologi dengan Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York juga mengatakan bahwa orang yang memiliki kulit lebih rentan berjerawat, seperti mereka yang memiliki pori-pori lebih besar atau cenderung memiliki kulit lebih berminyak lebih rentan terhadap jerawat dan sensitif terhadap jerawat akibat stres.
Namun bagi Amda yamg jarang jerawatan, bukan berarti tidak berisiko terkena jerawat stres. "Saya memiliki orang-orang yang belum pernah mengalami jerawat sebelumnya dan kemudian tiba-tiba di usia 30-an, 40-an, dan 50-an dengan berbagai pemicu stres dalam hidup mereka mulai mengalami stres jerawat," kataDr. Lamb kepada Health.
Baca Juga: Sering Tak Disadari, 7 Tanda Ini Tunjukkan kalau Kamu Sudah Terlalu Stres
Biasanya, jerawat yang disebabkan oleh stres berkembang di area yang sama dengan tempat Anda biasanya terkena jerawat. Jadi jika jerawat Anda selama waktu non-stres muncul di dahi Anda, maka Anda dapat mengalami jerawat stres di dahi juga. Tempat umum lain munculnya jerawat stres adalah di sepanjang garis rahang dan dagu.
Jika Anda berada di bawah stres kronis, Dr. Lamb mengatakan mungkin lebih sulit untuk mengendalikan jerawat karena seringnya kambuh yang terjadi dari waktu ke waktu. Tetapi jika penyebabnya lebih dari stresor akut, seperti kematian atau penyakit anggota keluarga, Lamb memperkirakan jerawat tersebut bisa memakan waktu sekitar empat hingga enam minggu untuk sembuh.