Vaksin Pfizer Bekerja Kurang Efektif pada Orang Gemuk, Ini Sebabnya!

Selasa, 02 Maret 2021 | 14:09 WIB
Vaksin Pfizer Bekerja Kurang Efektif pada Orang Gemuk, Ini Sebabnya!
lemak perut, obesitas, perut buncit (Pixabay/jarmoluk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian memperingatkan bahwa vaksin Pfizer untuk virus corona Covid-19 mungkin kurang bekerja efektif pada orang gemuk atau obesitas.

Peneliti Italia mengatakan orang gemuk hanya mampu membuat setengah dari antibodi protein yang menyerang virus. Hal ini mungkin disebabkan oleh lemak dalam tubuh menghambat sistem kekebalan, yang terlibat dalam pembuatan antibodi.

Sedangkan, berat badan berlebih bisa menyebabkan peradangan jangka panjang, yang menyabotase sistem kekebalan dan membuatnya kurang mampu melawan infeksi.

Dalam hal ini, orang dianggap obesitas jika memiliki BMI di atas 30, yang sudah terbukti menjadi faktor risiko serangan virus corona Covid-19 parah hingga picu kematian.

Penelitian oleh Dr Aldo Venuti, dari Istituti Fisioterapici Ospitalieri di Roma, telah mengamati banyaknya antibodi yang diproduksi tubuh setelah dua kali suntikan vaksin Pfizer/BioNTech pada 248 petugas layanan kesehatan. Tapi, hanay 26 orang yang digolongkan sebagai orang obesitas.

Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

Hasilnya setelah 7 hari suntikan kedua vaksin Pfizer, ada 99,5 persen orang yang telah mengembangkan antibodi untuk melawan virus corona Covid-19.

Respons antibodi juga lebih besar pada orang yang bertubuh kurus dan sebaliknya pada orang gemuk. Bahkan hasilnya tetap sama setelah memperhitungkan usia, yang juga bisa mengurangi respons antibodi.

Orang dengan kisaran BMI normal memiliki konsentrasi antibodi rata-rata 325,8 dibandingkan 167,1 pada orang gemuk.

"Kondisi peradangan tingkat rendah yang konstan terjadi pada orang kelebihan berat badan. Karena, obesitas bisa melemahkan beberapa respons kekebalan, termasuk diluncurkan oleh sel T yang bisa membunuh sel terinfeksi," kata para peneliti dikutip dari The Sun.

Baca Juga: Bisakah Donor Plasma Darah Konvalesen Setelah Vaksin Covid-19?

Para peneliti mengatakan bahwa efek serupa juga telah terbukti pada vaksin jenis lainnya, seperti vaksin flu, hepatitis B dan rabies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI