Suara.com - Kementerian Kesehatan Filipina telah mendeteksi adanya enam kasus varian baru virus corona Afrika Selatan pada Selasa (2/3/2021).
Dari enam kasus, tiga di antaranya terdeteksi secara lokal, yakni di Pasay, Manila, dan dua dari warga Filipina yang kembali dari Qatar serta Uni Emirat Arab. Sedangkan asal kasus lainnya masih diselidiki.
Pada 27 Februari, Presiden Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown di Manila hingga akhir Maret karena peningkatan 2.651 infeksi.
Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan dirinya belum tahu apakah varian baru ini penyebab lonjakan kasus harian tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Baca Juga: Tak Cuma Mudah Menular, Virus Corona Brasil Mampu Hindari Kekebalan Alami
"Kemungkinannya selalu ada, tetapi kami masih perlu melakukan analisis menyeluruh," tutur Vergeire, dilansir dari Strait Times.
Masuknya varian dari Afrika Selatan meningkatkan kekhawatiran pakar setempat tentang keefektifan vaksin Covid-19. Mengingat negara tersebut baru dimulai pada Senin (1/3/2021) kemarin.
"Meskipun tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan Covid-19 yang lebih parah, pola mutasi dalam varian ini menunjukkan penularan yang lebih tinggi dan mungkin berdampak pada kemanjuran vaksin," kata Kementerian Kesehatan setempat dalam sebuah pernyataan.
Negara ini memulai program vaksinasi setelah menerima sekitar 600.000 dosis vaksin Sinovac. Mitra Sinovac di Brasil mengatakan vaksin ini efektif melawan varian Afrika Selatan.
Para peneliti di China pun sebelumnya melaporkan vaksin Sinovac memicu kekebalan terhadap varian Afrika Selatan, meski kemanjurannya agak lebih lemah.
Baca Juga: Tambah 2.058 Pasien, Jumlah Kasus Corona Jakarta Capai 341.793 Orang