Suara.com - Sudah setahun pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Beragam program hingga aturan yang dilakukan belum berhasil menuntaskan penyakit yang sudah merenggut hampir 36.000 nyawa penduduk Indonesia.
Menurut Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, strategi penanganan Covid-19 selama satu tahun terakhir masih belum bisa mencapai target yang diinginkan.
Hal ini masih menjadi perhatian karena penanganan yang belum efektif, baik karena kendala yang terjadi dalam penanganan hingga kurang patuhnya masyarakat terhadap regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.
Dalam diskusi virtual IDI, Senin (1/3/2021), dr Adib membagikan empat strategi yang dapat dilakukan dalam upaya penanganan Covid-19. Strategi ini dilihat dari faktor atau krisis yang terjadi selama satu tahun pandemi terjadi, khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Ratusan Nakes RSUD Bekasi Penyintas Covid-19 Akan Donor Plasma Konvalesen
1. Memperkuat sistem kesehatan nasional
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkuat sinergitas regulasi tentang sistem kesehatan nasional yang adaptif dengan pandemi.
Strategi ini memfokuskan penguatan Puskesmas dalam rangka meningkatkan fungsi promotif dan preventif serta pelayanan kesehatan di daerah sulit. Selain itu, strategi ini juga untuk sinkronisasi pelayanan kesehatan sebagai fokus utama.
Di samping itu, strategi ini mengatur mengenai perlindungan dan hak tenaga medis dan kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
2. Menyiapkan sistem pelayanan kesehatan nasional
Baca Juga: Kiprah Para Pelacak Kontak Covid-19 yang Terbelenggu Stigma
Dalam strategi ini, terbagi menjadi beberapa poin yang difokuskan dalam mengatasi Covid-19, di antaranya:
- Rumah sakit yang mempersiapkan untuk menangani penyakit yang tidak terduga (pandemi)
- Melakukan klastering untuk menentukan rumah sakit Covid-19 dan non Covid dengan menyiapkan protokol dan alat-alat kesehatan yang memadai.
- Melakukan penataan sistem rujukan dan distribusi tenaga medis serta tenaga kesehatan.
- Melakukan penataan terhadap kebutuhan tenaga medis dan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan riil.
- Mendorong Indonesia menjadi pusat penyakit menular (tropical disease, new emerging disease dan re-emerging disease).
- Meningkatkan program anggaran kesehatan sesuai dengan amanat UU kesehatan dan standar WHO (minimal 5 persen PDB).
- Membangun dan mengembangkan teknologi informasi di bidang Kesehatan.
3. Memperkuat industri dan teknologi kesehatan
Dalam strategi ini, memfokuskan negara membangun dan mengembangkan industri kimia dasar. Selain itu, negara juga mempercepat transfer teknologi di bidang kesehatan agar proses penyembuhan pasien dapat dilakukan dengan baik dan cepat.
Di samping itu, membangun dan mempersiapkan infrastruktur dan teknologi bidang kesehtan juga diperlukan dapat membantu proses pengobatan pasien.
Selain, fasilitas dan teknologi yang ditingkatkan, strategi ini mengacu untuk mempercepat pusat-pusat penelitian dan pengembangan sebagai prioritas nasional.
Seperti yang kita tahu, kesehatan menjadi salah satu satu faktor yang cukup diprioritaskan di masa pandemi selain perekonomian. Untuk itu, pusat penelitian dipercepat dalam membantu proses penanganan Covid-19.
4. Memperkuat kesadaran dan kepatuhan masyarakat
Tidak hanya dari fasilitas dan tenaga kesehatan serta pemerintah, salah satu aspek yang harus diperhatikan untuk menangani Covid-19 yaitu masyarakat.
Untuk itu, dalam strategi ini, masyarakat menjadi perhatian karena menjadi penentu berjalan atau tidaknya regulasi yang ditetapkan.
Dalam strategi ini, masyarakat difokuskan kepada gerakan pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan.
Selain itu, strategi ini juga mendorong masyarakat untuk pola hidup sehat serta adaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Penggunaan sosial media di masyarakat juga diharapkan menjadi peran penting dalam menyebarkan informasi yang akurat mengenai Covid-19. Stategi ini juga memfokuskan masyarakat untuk meningkatkan literasi dan informasi terkait Covid-19 agar tidak termakan berita bohong. (Fajar Ramadhan)