Studi: Obat Rheumatoid Arthritis Turunkan Risiko Kematian Covid-19

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana
Studi: Obat Rheumatoid Arthritis Turunkan Risiko Kematian Covid-19
Ilustrasi Covid-19.(Pixabay/fernandozhiminaicela)

Obat rheumatoid arthritis tocilizumab (Actemra) dan sarilumab (Kevzara) mengurangi kematian di antara pasien Covid-19 yang sakit kritis.

Suara.com - Menurut uji klinis inovatif, obat rheumatoid arthritis dapat menyelamatkan nyawa pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 parah.

Penemuan tersebut diterbitkan pada 25 Februari di New England Journal of Medicine dan sudah melalui tinjauan rekan sejawat. 

"Ini menegaskan bahwa tocilizumab dan sarilumab (obat rheumatoid arthritis) dapat mengurangi kematian hampir seperempat pasien dengan sakit parah akibat Covid-19," kata peneliti Dr. Anthony Gordon dari Imperial College London Inggris seperti yang dikutip dari Medicinenet

Dalam studi tersebut, obat arthritis tocilizumab (Actemra) dan sarilumab (Kevzara) mengurangi kematian di antara pasien Covid-19 yang sakit kritis hingga 25 persen. Obat tersebut adalah modulator imun yang disebut antagonis reseptor IL-6.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?

Obat-obatan ini juga mempersingkat masa tinggal pasien di rumah sakit secara signifikan.

"Rata-rata, pasien dipulangkan dari unit perawatan intensif seminggu sebelumnya dan meninggalkan rumah sakit dua minggu dari biasanya," kata Gordon.

Ia mencatat bahwa beberapa ribu pasien telah mendapat manfaat dari penggunaan obat melalui Layanan Kesehatan Nasional di Inggris.

Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)

"Penelitian lain sekarang telah mengkonfirmasi hasil kami dan bahkan lebih banyak pasien akan terus mendapat manfaat obat ini," imbuuhnya. 

Melansir dari Medicinenet, dari 353 pasien dalam percobaan beberapa diberikan tocilizumab atau sarilumab.

Baca Juga: Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!

Tiga puluh enam persen pasien yang diberi plasebo meninggal dibandingkan dengan 28 persen penerima tocilizumab dan 22 persen untuk penerima sarilumab. Hal ini juga menunjukkan bahwa setiap 12 pasien yang dirawat, satu nyawa diselamatkan oleh pengobatan tersebut.