Studi Baru: Penyintas Covid-19 Mungkin Tak Perlu Suntikan Vaksin Kedua

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 01 Maret 2021 | 07:03 WIB
Studi Baru: Penyintas Covid-19 Mungkin Tak Perlu Suntikan Vaksin Kedua
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Enam penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang sudah terjangkit Covid-19 mungkin tidak perlu mendapatkan dosis vaksin kedua. Studi yang mengamati respons kekebalan ini menunjukkan bahwa sementara suntikan pertama memberi penyintas Covid-19 dorongan besar, suntikan vaksin kedua membuat sedikit perbedaan.

Bagi seseorang yang pernah terjangkit Covid-19, suntikan pertama seperti booster dan mereka bahkan bisa memiliki efek samping seperti seseorang yang mendapatkan dosis vaksin kedua.

"Argumennya masuk akal bahwa orang yang sudah terinfeksi, memiliki antibodi terhadap virus, secara masuk akal hanya mendapatkan satu dosis," kata Dr. Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, dikutip dari USA Today.

Karena suntikan kedua tidak diperlukan, maka jatah vaksin tersebut bisa dialokasikan ke orang lain yang lebih membutuhkan. Namun demikian, tidak ada bahaya jika penyintas Covid-19 ingin tetap mendapatkan suntikan kedua.

Baca Juga: Sebanyak 11.186 Pedagang di Bantul Diajukan Dapat Vaksin Tahap 2

Florian Krammer, profesor mikrobiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City yang memimpin salah satu studi terbaru menyebut tantangannya adalah mengidentifikasi siapa yang tidak membutuhkan dosis kedua itu.

Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]
Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

"Penerapannya mungkin tidak semudah itu," kata Krammer. Hal ini tidak terlepas dari diagnosis Covid-19 dan kejelasan apakah tingkat antibodi tertentu perlu dilindungi.

Tes antibodi, juga dikenal sebagai tes serologi, mendeteksi protein yang dibuat oleh sistem kekebalan sebagai respons terhadap infeksi.

Menurut penelitian Krammer, yang diposting pada awal bulan tetapi belum ditinjau oleh rekan sejawat, orang yang sebelumnya terinfeksi yang mendapatkan suntikan pertama memiliki respons kekebalan serupa dengan seseorang yang belum terkena Covid-19 yang mendapatkan suntikan kedua.

Dan bidikan kedua itu hanya menambahkan sedikit perlindungan ekstra, studi tersebut menemukan.

Baca Juga: Malaysia Terima Vaksin COVID-19 300 Ribu Dosis Dari China

"Mengubah kebijakan untuk memberi orang-orang ini hanya satu dosis vaksin tidak akan berdampak negatif pada titer antibodi mereka, menghindarkan mereka dari rasa sakit yang tidak perlu dan membebaskan banyak dosis vaksin yang sangat dibutuhkan," kesimpulannya.

Studi baru lainnya, pracetak dari University of Maryland, menunjukkan bahwa 41 petugas kesehatan yang pulih dari Covid-19 memiliki lebih banyak antibodi setelah suntikan pertama daripada 69 rekan mereka yang tidak tertular virus setelah suntikan kedua.

Tapi pertimbangan serius dari opsi tidak memberikan suntikan vaksin kedua bagi penyintas Covid-19 ini masih membutuhkan lebih banyak data.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI