Tidak Cuma Cemari Lautan, Plastik Ternyata Juga Bisa Menjadi Polutan Udara

Minggu, 28 Februari 2021 | 17:18 WIB
Tidak Cuma Cemari Lautan, Plastik Ternyata Juga Bisa Menjadi Polutan Udara
Polusi udara di Delhi, India. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampah plastik di lautan termasuk penyebab polusi air utama. Sementara masalah ini belum selesai, data baru menunjukkan bahwa plastik juga menambah masalah polusi udara, terutama di kota-kota di India.

Selama beberapa tahun para ilmuwan bingung mengapa Delhi lebih rentan terhadap kabut asap tebal dibanding kota-kota tercemar lainnya seperti Beijing.

Penelitian baru mengaitkan hal itu dengan partikel klorida di udara yang membantu pembentukan tetesan air.

Secara umum, partikel klorida ditemukan di dekat pantai karena semburan laut, tetapi udara di Delhi dan pedalaman India mengandung lebih dari yang diperkirakan.

Baca Juga: Atasi Masalah Sampah Plastik, KLKH Lakukan Tiga Pendekatan Ini

Awalnya, sumber tersebut dianggap berasal dari unit pabrik di sekitar Delhi yang mendaur ulang elektronk yang menggunakan asam klorida untuk membersihkan dan memproses logam.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi sanpah plastik (Shutterstock)

Namun, penelitian baru menunjukkan hal berbeda. Ada polutan lain yang meningkat bersamaan dengan partikel klorida. Sidik jari kimiawi cocok dengan pembakaran plastik dan sampah rumah tangga yang mengandung plastik.

Jumlah kandungan klorida yang tinggi diperkirakan menjadi penyebab setengah kejadian kabut asap di Delhi.

Di negara-negara berpenghasilan rendah, dilansir The Guardian, sekitar 90% sampah berakhir di tempat pembuangan terbuka atau dibakar di udara terbuka.

Berdasarkan data peneliti dari London's King's and Imperial Colleges, jelaga dari pembakaran sampah terbuka memiliki dampak pemanasan global yang setara dengan 2% hingga 10% emisi karbondiosida secara global.

Baca Juga: Kasus Mayat Dalam Plastik di Bogor, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Plastik yang terbakar juga menghasilkan dioksin dan polutan beracun lainnya yang dapat bertahan dalam rantai makanan.

Salah seorang peneliti studi baru ini, James Allan dari Universitas Manchester, menjelaskan bahwa klorida tambahan dapat mendorong reaksi kimia yang berakibat pada penurunan hasil tanaman sebesar 20% hingga 30% di India.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI