Suara.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk Vaksinasi, dr. Siti Nadia Tarmizi M. Epid, memastikan jenis vaksin gotong royong atau vaksin mandiri untuk Covid-19 berbeda dengan jenis vaksin program pemerintah.
"Saya ulangi sekali lagi jenis vaksin gotong royong tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Covax (GAVI dari WHO) dan vaksin Pfizer. Sehingga dengan ini kita bisa memastikan tidak akan ada kebocoran vaksin tersebut yang akan digunakan untuk vaksin gotong royong," ujar Siti Nadia dalam konferensi pers, Jumat (26/2/2021).
Sebagai pihak penyalur vaksin mandiri bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juru bicara Bio Farma, Bambang Heryanto, mengatakan prosedur vaksin harus berbeda dengan vaksin program pemerintah.
"Tentu tetap harus mendapatkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau yang biasa kita sebut Emergency use Authorization (EUA), atau penerbitan nomor izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," terang Bambang.
Baca Juga: Vaksin Sinopharm dan Moderna Akan Digunakan untuk Vaksinasi Mandiri
Bambang melanjutkan saat ini pihaknya sedang melakukan penjajakan dan pembicaraan mencari sumber vaksin Covid-19 untuk program vaksin mandiri ini.
Setidaknya, kata Bambang, ada 2 sumber vaksin Covid-19 yang sedang dijajaki, di antaranya adalah vaksin asal Beijing China buatan perusahaan farmasi Sinopharm, yaitu vaksin yang menggunakan teknologi inactivated, sama seperti vaksin Sinovac yang sudah ada di Indonesia.
Merek kedua yang juga sedang dijajaki ialah vaksin buatan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, yaitu Moderna, yang menggunakan teknologi mRNA dalam pembuatannya.
"Tentu kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan agar seluruh program vaksinasi, baik program vaksinasi pemerintah maupun program vaksinasi gotong royong bisa berjalan lancar dan baik," pungkas Bambang.
Baca Juga: Kurang Tidur dan Belum Sarapan, Penyebab Muncul Efek Samping Vaksinasi