Hipertensi Jadi Komorbid Terbanyak, Masyarakat Diimbau Pantau Tekanan Darah

Sabtu, 27 Februari 2021 | 11:21 WIB
Hipertensi Jadi Komorbid Terbanyak, Masyarakat Diimbau Pantau Tekanan Darah
Memantau tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hipertensi merupakan penyakit penyerta atau komorbid terbanyak pada pasien infeksi virus Covid-19 di dunia, termasuk Indonesia. Hipertensi dapat memperburuk perjalanan Covid-19, sehingga diperlukan kewaspadaan khusus terkait penyakit ini.

Mengenai hal itu, di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat dianjurkan dan memantau tekanan darahnya sendiri secara teratur di rumah. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menggunakan fasilitas telemedicine yang telah tersedia dengan berbagai pendekatan.

Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH), mengatakan, “Riskesdas tahun 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1% penduduk di Indonesia yang menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi tersebut, hanya sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4% yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat.”

Saat ditanyakan oleh Suara.com mengenai vaksin COVID-19, apakah manjur atau tidak bagi penyakit hipertensi, ia mengatakan efikasi dan safety.

Baca Juga: 7 Herbal Alami yang Ampuh untuk Turunkan Hipertensi, Salah Satunya Jahe

“Apakah itu efikasinya betul? Menurut penelitian sekarang sudah terbukti. Apakah bagi penyakit hipertensi atau non hipertensi mendapat efikasi yang sama? Belum tentu, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dan itu tetap menjadi data, dan sudah diperhitungkan, baru bisa membuat kesimpulan,” ungkapnya, Jumat (26/2/2021).

Tidak hanya itu, penting untuk mengingat bahwa angka kematian akibat hipertensi di dunia, termasuk Indonesia, saat ini masih stagnan. Angka kematian hipertensi seluruh dunia dilaporkan lebih dari 9,4 juta/tahun, dan merupakan yang tertinggi dibanding penyakit-penyakit lainnya, baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang, juga di negara-negara tertinggal sekalipun.

Dalam presentasinya, ia juga memaparkan bahwa pengelola hipertensi di masa Covid-19 ditinjau dari segi regimen terapi.

“Masalah yang dihadapi yaitu enggannya pasien hipertensi untuk follow-up ke RS/Puskesmas karena adanya batasan-batasan dan untuk menghindari paparan Covid-19. Dalam situasi seperti ini, maka pengukuran tekanan darah sendiri di rumah menjadi penting dan, harus digalakkan di samping penggunaan telemedicine dengan multi disiplin approach menjadi pilihan yang baik,” paparnya.

Baca Juga: Pasien Hipertensi Perlu Ukur Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Olahraga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI