Suara.com - Di beberapa wilayah di dunia telah memasuki babak vaksinasi untuk menghalau penyebaran infeksi Covid-19 yang sudah dimulai sejak akhir 2019 lalu.
Bisa dibilang, vaksin Covid-19 merupakan salah satu produk medis paling cepat yang ditemukan peneliti dunia berkat kecanggihan perkembangan teknologi pengurutan atau sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA).
Lewat metode tersebut, vaksin dapat ditemukan segera, dan mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) secara cepat.
Pengajar Fakultas Bioinformatika David Agustriawan mengatakan teknologi saat ini berhasil membuka ruang untuk mempelajari kode genetik dari organisme.
Baca Juga: Resmi! Pemerintah Izinkan Program Vaksinasi Covid Mandiri Dikelola Swasta
Dengan teknologi sekuensing yang lebih efisien, cepat dan murah atau i Next Generation Sequencing (NGS), pengurutan dapat dilakukan dalam jumlah besar dengan biaya yang jauh lebih rendah.
David menambahkan teknologi sekuensing juga memiliki peran penting pembuatan vaksin untuk mengatasi pandemi Covid-19 dalam waktu yang singkat selama kurang dari satu tahun.
Dia menegaskan pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi bioinformatika dalam menganalisa data genome dari virus SARS-CoV-2 penyebab sakit Covid-19 untuk mencari conserve region dan perancangan obat.
"Masih banyak lagi sektor kehidupan yang dapat dioptimalkan melalui teknologi sekuensing. Dengan demikian, manfaat dari penelitian Biologi Molekuler dengan teknologi NGS sangat besar sekali," kata David dalam siaran resminya, Jumat (26/02/2021).
Diketahui, hasil sekuensing DNA dari suatu organisme juga dapat digunakan dalam banyak bidang Biologi Molekuler, seperti dalam bidang kesehatan, forensik, pertanian, perikanan, dan yang lainnya.
Baca Juga: Tolak Paspor Vaksin Untuk Traveling, WHO: Bukan Berarti Sudah Kebal!
Dia mencontohkan, dalam bidang kesehatan untuk kasus penyakit kanker, dari hasil sekuensing NGS dari data pasien kanker dan normal dapat diolah dan dianalisis oleh ahli Bioinformatika.
"Dengan membandingkan kedua data tersebut maka akan mampu mengidentifikasi biomarker potensial seperti mutasi DNA, gen atau microRNA, DNA metilasi yang ekspresinya tidak normal pada sel kanker yang diteliti. Dengan mengetahui biomarker potensial tersebut maka dapat dibuat terapi atau pengobatan yang menargetkan biomarker potensial tersebut," kata David.
Sementara untuk bidang forensik, reads dari hasil sekuensing dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku pembunuhan, penyebaran virus HIV/AIDS atau yang lainnya, dengan membandingkan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada korban dengan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada terduga pelaku.
Tidak hanya itu, sekuensing juga bisa digunakan di bidang pertanian, untuk mengidentifikasi biomarker pada tanaman bibit unggul.
Pada bidang perikanan di Indonesia, dengan teknologi sekuensing memungkinkan untuk menciptakan bibit unggul dari varietas ikan yang ada di Indonesia.
"Pada dunia kesehatan, teknologi sekuensing juga memungkinkan untuk menciptakan obat khusus untuk pengobatan yang disesuaikan dengan genom pasien agar lebih tepat dan efektif," katanya.
Apalagi Indonesia dikenal memiliki kekayaan biodiversitas yang sangat melimpah yang dapat diurutkan untuk diteliti kegunaan dan manfaatnya. Sehingga diperlukan lebih banyak lagi mesin-mesin NGS, beserta SDM agar dapat mempercepat pemetaan dan proses sekuensing seluruh biodiversitas yang ada di Indonesia.
Dia mengatakan lebih baik lagi jika ada klaster-klaster penelitian untuk topik-topik penelitian yang memanfaatkan mesin NGS di Indonesia.
Apalagi sebenarnya ada banyak klaster penelitian yang dapat dibuat, seperti penelitian pada manfaat tanaman herbal, penelitian untuk penyakit menular, penelitian untuk kanker, penelitian filogenetik, penelitian epigenetik, personalized medicine, penelitian pada bidang pertanian dan lain sebagainya.
"Dari sana dapat dilihat jika cakupan penelitian yang memanfaatkan teknologi NGS ini sangat luas sekali dan andil Bioinformatika sangat besar untuk kemajuan penelitian biologi molekuler dari tahap perancangan metode penelitian, menganalisa data sampai ke tahap menginterpretasikan data," jelas David.