Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdapak pada kesehatan fisik tapi juga mempengaruhi kondisi mental. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan kesehatan mental selama pandemi.
Menurut Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi, pandemi telah mengubah tatanan kehidupan manusia di seluruh dunia, sehingga memaksa semua orang untuk beradaptasi dengan keadaan.
“Pandemi ini membuat orang terbatas dalam aktivitas, terbatas dalam mobilitas, sehingga ada kecendrungan orang itu tidak hanya terancam pada kesehatan, tapi juga secara jiwa,” ungkapnya dalam webinar Keluarga Tangguh Covid-19: Lindungi Kesehatan Jiwa, Kamis (25/2/2021).
Menurut Direktur Centre for Public Mental Health Diana Setiyawati, Ph.D, yang juga merupakan Psikolog, saat menghadapi kondisi sulit seperti pandemi ada mekanisme dalam diri yang bekerja otomatis. Misalnya seperti rasa cemas dan takut, yang secara syaraf dapat bekerja tanpa dikomando.
Baca Juga: Update: 4.459 Pasien Covid-19 Rawat Inap di Wisma Atlet
“Hal ini dapat mempengaruhi jantung, darah, lambung dan seterusnya,” ungkapnya, Kamis (25/2/2021).
Selain itu, imunitas juga dapat menurun bila terserang rasa cemas. Hal ini akan memperbesar risiko penularan penularan infeksi. “Banyak kekhawatiran saat sakit juga berdampak pada rasa psikis,” ungkapnya lagi.
Lebih jauh ia menegaskan bahwa kesehatan jiwa tidak sama dengan gangguan jiwa. Hal ini dijelaskan bahwa kesehatan jiwa merujuk kepada produktivitas sehari-hari dan rasa bermanfaat kepada sekitar.
“Kenapa, karena sehat jiwa itu memiliki syarat-syarat, yang dinamakan sehat jiwa itu jika dia kondisinya sejahtera dan mengenali potensi dirinya, dan mampu menahan tekanan sehari-hari dan bermanfaat bagi lingkungan dan sesamanya,” paparnya.
Ia mengatakan bila sedang merasa cemas, jangan sampai keadaan ikutan lumpuh, yang dapat mengganggu produktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Brasil Putuskan Beli Vaksin Pabrikan India