Orang yang Teliti Lebih Berumur Panjang, Ini Temuan Studi!

Kamis, 25 Februari 2021 | 18:36 WIB
Orang yang Teliti Lebih Berumur Panjang, Ini Temuan Studi!
Ilustrasi bekerja, teliti. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara kepribadian, penanda sistem kekebalan, dan dampak kesehatan jangka panjang.

Banyak penelitian mengaitkan perilaku yang teliti atau sadar berhubungan dengan kesehatan, termasuk kebiasaan minum alkohol yang lebih rendah, menurunkan kebiasaan merokok, konsumsi makanan sehat dan aktivitas fisik lainnya.

Selain itu, sebuah meta-analisis menemukan orang yang mendapat nilai terendah dalam sifat teliti ini memiliki risiko kematian 1,4 kali lebih tinggi daripada mereka yang mendapatkan nilai tinggi. Bahkan, setelah menyesuaikan perilaku kesehatan, status perkawinan dan pendidikan.

Studi lain juga menemukan bahwa kesadaran atau ketelitian terkait dengan tingkat interleukin 6 (IL-6) lebih rendah yang beredar di tubuh. Para peneliti telah menunjuk hal itu sebagai faktor yang berkontribusi dalam efek kesehatan jangka panjang dan risiko kematian dini.

Baca Juga: Peneliti Kembangkan Tes PCR yang Bisa Deteksi Mutasi Varian Virus Corona

Meskipun para ilmuwan memahami bahwa ketelitian cenderung meningkatkan umur panjang, tapi belum diketahui persis penyebabnya.

Ilustrasi belajar  (Pexels/August de Richelieu)
Ilustrasi belajar teliti  (Pexels/August de Richelieu)

Penelitian yang dipimpin oleh University of Limerick dalam kemitraan dengan West Virginia University, Humboldt University, dan Florida State University berusaha untuk mengungkap cara ciri kepribadian ini memengaruhi CPR dan IL-6 serta efek keseluruhannya pada peluang hidup seseorang.

Para peneliti dilansir dari Medical News Today, menyelidiki jalur antara ciri-ciri kepribadian, IL-6, CPR dan risiko kematian pada 957 peserta dewasa dari studi Midlife Amerika Serikat (MIDUS).

Tim menilai ciri kepribadian menggunakan Skala Kepribadian Midlife Development Inventory (MIDI) , di mana peserta menunjukkan kecenderungannya terhadap karakteristik kepribadian tertentu dengan menjawab pertanyaan pada skala Likert empat poin.

Kemudian, para peneliti mengambil sampel darah dari para peserta dan mengukur tingkat biomarker inflamasi CPR dan IL-6. Mereka juga mencatat karakteristik dan variabel yang berpotensi memengaruhi hasil studi, termasuk usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, status merokok, kondisi kronis, pengobatan dan aktivitas fisik.

Baca Juga: Studi: Varian Baru Virus Corona dari Inggris Bikin Lebih Sering Dirawat

Tim peneliti menemukan bahwa partisipan yang memiliki skor kesadaran lebih tinggi juga memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Data menunjukkan bahwa setiap standar deviasi dari kesadaran yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kematian 35 persen lebih rendah.

Tapi, IL-6 menyumbang 18 persen terjadinya hubungan ini setelah sepenuhnya menyesuaikan model. Para peneliti juga tidak menemukan bukti bahwa CPR bertindak sebagai mediator langsung antara kesadaran dan risiko kematian.

Setelah tim peneliti menyesuaikan temuan dengan memperhitungkan variabel sosiodemografi dan ciri-ciri kepribadian lainnya, termasuk ekstraversi, keterbukaan, neurotisme dan keramahan menunjukkan asosiasi yang sama dengan kesadaran.

Penemuan ini menunjukkan bahwa kesadaran atau ketelitian yang lebih tinggi dan potensinya untuk menurunkan tingkat IL-6 dalam tubuh dapat menyebabkan umur seseorang lebih panjang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI