Masa Kecil Bahagia Tidak Menjamin Kesehatan Jiwa Yang Baik, Ini Buktinya

M. Reza Sulaiman | Aflaha Rizal Bahtiar
Masa Kecil Bahagia Tidak Menjamin Kesehatan Jiwa Yang Baik, Ini Buktinya
Ilustrasi anak. (pixabay/mandyme27)

Penelitian terbaru menunjukkan jika masa kecil yang bahagia juga tidak menjamin kesehatan jiwa yang baik saat dewasa. Kenapa?

Suara.com - Anggapan yang menyebut bila masa kecil sulit berisiko menyebabkan menderita penyakit kejiwaan kedepannya ada benarnya.

Namun penelitian terbaru menunjukkan jika masa kecil yang bahagia juga tidak menjamin kesehatan jiwa yang baik saat dewasa.

Temuan studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Current Psychology yang bekerja sama dengan University of Canberra.

Penelitian ini mengungkap bagaimana hubungan pengalaman anak saat usia dini dengan perkembangan kesehatan jiwa yang berbeda, termasuk risiko penyebab kesehatan jiwa yang buruk.

Baca Juga: Penelitian Tunjukkan Ibu Rumah Tangga Paling Banyak Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa, Kenapa Begitu Ya?

Ilustrasi anak laki-laki menangis (freepik)
Ilustrasi anak laki-laki menangis (freepik)

Mengingat baik pengalaman masa kecil yang positif maupun negatif ditemukan sebagai gejala kecemasan atau gangguan kesehatan lainnya hingga dewasa, para peneliti percaya kemampuan untuk beradaptasi merupakan sifat yang paling berpengaruh untuk kesehatan jiwa.

Di Australia, hampir 50 persen populasi mengalami masalah kejiwaan di beberapa titik dalam hidupnya, dengan perkiraan sekisar 314.000 anak berusia 4-11 (hampir 14 persen) yang mengalami gangguan jiwa.

Selain itu, pengeluaran rutin skala nasional layanan kesehatan jiwa diperkirakan mencapai USD 9,9 miliar, atau sekitar USD 400 per orang (Rp 5,6 juta).

Studi menegaskan anak yang memiliki pengalaman hidup yang tidak bahagia dapat diprediksi mengalami peningkatan gejala kesehatan jiwa yang buruk, termasuk depresi dan paranoia.

Di sisi lain, studi tersebut juga menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang stabil dan mendukung juga berisiko mengalami kecemasan dan masalah kejiwaan lain di usia dewasa.

Baca Juga: 10 Oktober Hari Apa? Ini Sejarah dan Fakta Menarik Hari Kesehatan Mental Sedunia

"Seiring dengan bertambahnya prevalensi kondisi kesehatan jiwa, sangat penting bagi kita untuk memperluas pengetahuan kita tentang kondisi yang sangat kompleks dan beragam ini," ungkap Bianca Kahl, yang merupakan peneliti utama studi, dilansir Healthshots.