CDC Sebut Pembukaan Sekolah akan Picu Wabah Flu Biasa

Kamis, 25 Februari 2021 | 15:03 WIB
CDC Sebut Pembukaan Sekolah akan Picu Wabah Flu Biasa
Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa wabah flu biasa bisa menjadi permasalahan setelah sekolah kembali dibuka.

Dalam laporan yang diterbitkan di Emerging Infectious Diseases, jurnal CDC, para peneliti melihat kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dibuka kembali di Hong Kong bisa menjadi pandangan bagi beberapa negara.

Khususnya, risiko buruk yang mungkin terjadi ketika sekolah mulai dibuka kembali saat pandemi virus corona Covid-19 belum berakhir.

Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar sekolahan di Hong Kong tutup karena virus corona Covid-19 dari akhir Januari hingga Mei 2020.

Baca Juga: Data Awal, Varian Baru Virus Corona California Lebih Menular dan Berbahaya!

Kemudian, sekolah dibuka kembali beberapa waktu dan ditutup lagi pada Juli 2020 di tengah lonjakan kasus virus corona Covid-19.

Flu, pilek (Unsplash)
Flu, pilek (Unsplash)

Artinya, ketika sekolah dan tempat penitipan anak kembali dibuka, maka kasus flu biasa akan melonjak di antara anak-anak, terlepas dari mereka sudah menggunakan masker atau tidak. Hal ini bisa terjadi meskipun mereka telah menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19.

Para peneliti menduga bahwa anak-anak lebih rentan terhadap rhinovirus penyebab flu biasa begitu mereka kembali masuk sekolah.

Sebab, mereka sudah menghabiskan sebagian besar tahun jauh dari orang lain di luar rumah mereka, sehingga mengurangi jumlah kemungkinan mereka harus terpapar rhinovirus dan akhirnya membangun kekebalan. Sampai akhirnya, situasi ini membantu membangun kekebalan.

"Sejumlah besar wabah flu biasa di sekolah dan pusat perawatan anak Hong Kong selama Oktober hingga November 2020 menyebabkan semua sekolah harus ditutup di semua wilayah," jelas laporan tersebut dikutip dari Fox News.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pastikan Vaksin Covid-19 Aman? Ini Kata Ahli!

Risiko mereka terkena rhinovirus meningkat selama penutupan sekolah yang berkepanjangan akibat pandemi virus corona. Selain itu, berbagai efektivitas intervensi nonfarmasi mungkin telah meningkatkan penularan virus penyebab flu.

CDC juga menjelaskan bahwa sudah ada 482 kasus virus corona Covid-19 antara 25 Oktober dan 28 November 2020. Sebagian besar kasus terjadi di sekolah dasar, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak dan sekolah penitipan anak.

"Tingkat kerentanan mereka terhadap rhinovirus dan virus pernapasan lainnya, termasuk virus influenza mungkin telah meningkat seiring waktu. Karena, orang-orang cenderung kurang terpapar virus ketika langkah-langkah jarak sosial yang intens, termasuk penutupan sekolah diterapkan selama pandemi virus corona," jelasnya.

Hal itulah yang membantu meningkatkan potensi penularan virus corona Covid-19 dan lainnya ketika sekolah kembali dibuka.

Dua minggu setelah sekolah dibuka kembali, peningkatan kasus rhinovirus akan terjadi di antara orang dewasa. Hal ini terjadi kemungkinan didorong oleh penularan virus di antara anak-anak.

Para peneliti tidak yakin mengenai penyebab terjadinya wabah flu biasa. Meskipun berbagai tindakan pengendalian infeksi sudah dilakukan ketika anak-anak kembali ke sekolah.

Mereka juga mencatat bahwa rhinovirus lebih resisten terhadap disinfektan tertentu daripada virus corona dan virus influenza. Sehingga hal itulah yang mungkin telah memicu wabah tersebut.

"Temuan kami menyoroti peningkatan risiko yang ditimbulkan oleh virus flu biasa di sekolah yang ditutup selama pandemi virus corona," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI