Suara.com - Penelitian baru menegaskan bahwa pemakaian masker, baik masker kain maupun masker bedah tak akan memengaruhi jalan keluar masuk udara dari dan ke tubuh. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang dilaksanakan oleh para peneliti di Rumah Sakit Universitas Rainbow Babies & Children's Hospital (UH Rainbow).
Melansir dari Healthshots, studi tersebut mengukur detak jantung, tekanan karbon dioksida transkutan, dan kadar oksigen pada 50 relawan dewasa. Mereka dikategorkan untuk melakukan berbagai posisi, seperti duduk dengan tenang dan kemudian berjalan cepat tanpa masker, duduk diam lalu berjalan cepat sambil mengenakan masker kain, dan duduk dengan tenang lalu berjalan cepat sambil mengenakan masker bedah.
Usia rata-rata relawan adalah 33 tahun dan 32 persen peserta menunjukkan bahwa mereka memiliki kondisi kesehatan kronis seperti asma.
Dalam penelitian tersebut, tidak ada satu peserta pun yang mengembangkan kadar oksigen rendah atau karbon dioksida tingkat tinggi dalam darah saat mengenakan masker kain atau masker bedah baik saat istirahat atau selama berolahraga.
Baca Juga: Polisi Memburu Sekdes Cipinang, Tersangka Korupsi Bansos COVID-19 di Bogor
Menurut peneliti utama studi tersebut, Steven L. Shein, MD, Kepala Divisi Pediatric Critical Care Medicine di UH Rainbow Babies & Children's Hospital, kemungkinan orang dewasa secara umum memiliki kadar oksigen atau karbon dioksida yang abnormal secara signifikan saat mengenakan masker kain atau masker bedah mendekati nol.
"Kami tahu bahwa masker wajah membantu mencegah penyebaran Covid-19, tetapi kami juga tahu bahwa orang-orang memiliki kekhawatiran akan ketidaknyamanan atau gangguan pernapasan saat memakainya," kata Dr. Shein yang juga Ketua Linsalata di Pediatric Critical Care and Emergency Medicine.
"Harapan kami, temuan ini akan meyakinkan orang bahwa tubuh mereka mampu memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida secara memadai meski mengenakan masker," imbuhnya.