Efek Pandemi, Kasus Bunuh Diri Wanita di Jepang Meningkat Tajam

Kamis, 25 Februari 2021 | 09:56 WIB
Efek Pandemi, Kasus Bunuh Diri Wanita di Jepang Meningkat Tajam
Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jepang merupakan negara tercepat dan paling akurat dalam melaporkan kasus bunuh diri dibanding negara lain di dunia. Bukan lagi tahunan, negara ini mengakumulasi kasus bunuh diri setiap bulan.

Selama pandemi virus corona Covid-19, angka kasus bunuh diri meningkat tajam pada 2020, pertama kalinya dalam 11 tahun. Meski tingkat kasus pada pria sedikit menurun, pada wanita justru melonjak hampir 15% (6.976 kasus).

Dalam satu bulan, yakni Oktober, angka bunuh diri wanita di Jepang naik lebih dari 70% dibanding pada bulan yang sama tahun sebelumnya, lapor BBC.

Pandemi ternyata membuat tekanan pada wanita Jepang semakin bertambah. Seperti di banyak negara, banyak wanita yang kehilangan pekerjaannya.

Di Tokyo, sekitar satu dari lima wanita tinggal sendirian. Aturan untuk tetap tinggal di rumah atau selama lockdown dan mengindari kunjungan dengan kerabat telah memperburuk perasaan terasing mereka.

Ilustrasi Bunuh diri (Unsplash/Eva Blue)
Ilustrasi Bunuh diri (Unsplash/Eva Blue)

Sementara wanita lain bergumul dengan disparitas dalam pembagian pekerjaan rumah dan merawat anak selama masa bekerja di rumah. Beberapa mengalami pengingkatan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual, dilansir Japan Times.

Peningkatan kasus pada wanita ini, yang berlangsung selama tujuh bulan berturut-turut tahun lalu, telah mengkhawatirkan pejabat pemerintah dan pakar kesehatan mental di negara itu.

Di Jepang, wanita juga sering dianggap sebagai pengasuh utama, terkadang takut dipermalukan di depan umum jika mereka gagal mematuhi aturan pemerintah dalam memakai masker dan mempraktikkan kebersihan yang baik atau terinfeksi virus corona.

"Wanita menanggung beban pencegahan virus. Wanita harus menjaga kesehatan keluarga dan kebersihan serta dapat dipandang rendah jika mereka tidak melakukannya dengan benar," kata Yuki Nishimura, direktur Asosiasi Layanan Kesehatan Mental Jepang.

Baca Juga: Momen Heroik Prajurit Selamatkan TKW Pasien Covid-19 yang Coba Bunuh Diri

Ada satu kasus seorang wanita 30-an tahun penyintas Covid-19 bunuh diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI