Studi: Masalah Penciuman dan Perasa Pasien Covid-19 Bisa Bertahan 5 Bulan

Kamis, 25 Februari 2021 | 09:42 WIB
Studi: Masalah Penciuman dan Perasa Pasien Covid-19 Bisa Bertahan 5 Bulan
Ilustrasi indera penciuman. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehilangan penciuaman dan perasa memang telah diketahui sebagai gejala umum Covid-19. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa gejala ini bisa menyerang hingga lima bulan.

"Itu terlihat dari awal pandemi bahwa persentase orang yang kehilangan kemampuan mereka untuk mencium cukup signifikan," kata peneliti Dr. Nicolas Dupre, direktur klinik penyakit neuromuskuler dan neurogenetik di Laval University di Quebec pada Medicinenet.

"Ini cukup umum pada banyak penyakit menular, tetapi pada Covid-19 efeknya jauh lebih panjang," imbuhnya.

Pada virus lain, bau dan rasa biasanya kembali setelah sinus bersih. Tetapi pada Covid-19, virus mungkin menembus area kecil di otak yang disebut olfactory bulb, yang penting untuk pengenalan penciuman.

Baca Juga: Kasus Bansos Covid-19, KPK Geledah Rumah Politikus PDIP Ihsan Yunus

"Virus mungkin membunuh beberapa sel di olfactory bulb dan itulah mengapa Anda memiliki efek jangka panjang," kata Dupre.

Melansir Medicinenet, time peneliti mengumpulkan data lebih dari 800 petugas kesehatan yang menderita Covid-19. Para peserta menyelesaikan survei online dan tes di rumah untuk mengevaluasi indera perasa dan penciuman sekitar lima bulan setelah diagnosis.

Secara keseluruhan, 580 orang kehilangan indra penciuman, dan 297 di antaranya 51 persen mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan kembali indra penciumannya lima bulan kemudian.

Ilustrasi indera penciuman. (Pixabay)
Ilustrasi indera penciuman. (Pixabay)

Selain itu, 527 peserta kehilangan indra perasa selama awal penyakit. Dari jumlah tersebut, 38 persen mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan kembali indra perasa mereka lima bulan kemudian, dan 9 persen terus-menerus kehilangan rasa ketika dievaluasi dengan tes di rumah.

"Ini adalah bagian dari apa yang kami sebut gejala Covid-19 jangka panjang," kata Dr. Thomas Gut, direktur program pemulihan ovid-19 di Rumah Sakit Universitas Staten Island di New York City.

Baca Juga: Duh! Rakyat Lagi Susah, DPRD Malah Minta Anggaran Perjalanan Dinas Ditambah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI