Karenanya, para pejabat menyerukan pengujian yang lebih lengkap terhadap pendonor transplantasi paru-paru, termasuk pengujian sampel dari dalam paru-paru pendonor selain dari hidung dan tenggorokan (tes swab).
Selain itu, pejabat juga menyarankan untuk meningkatkan pemakaian APD bagi petugas kesehatan yang terlibat dalam pengadaan dan prosedur transplantasi.
"Kami sama sekali tidak akan menggunakan paru-paru (pendonor) jika kami mengetahui hasil tes Covid-nya positif," kata penulis laporan Daniel Kaul, MD, direktur layanan penyakit menular untuk transplantasi di Michigan Medicine.