Virus Corona Covid-19 Picu Ruam pada Anak, Begini Bentuk dan Lokasinya!

Rabu, 24 Februari 2021 | 14:38 WIB
Virus Corona Covid-19 Picu Ruam pada Anak, Begini Bentuk dan Lokasinya!
ruam pada anak [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Covid-19 tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Seorang dokter telah memperingatkan semua orangtua perlu mengenali penyakit langka yang disebabkan oleh virus corona pada anak-anak.

Para ahli telah mengaitkan masalah kulit mirip dengan penyakit Kawasaki akibat virus corona Covid-19 pada anak-anak, setelah terjadi lonjakan kasus perawatan intensif pada April 2020 lalu.

Studi lebih lanjut menemukan masalah kulit itu adalah respons sistemik terhadap virus corona Covid-19 yang bisa berkembang hingga 3 minggu setelah infeksi.

Sindrom langka yang terjadi pada anak-anak akibat virus corona Covid-19 ini disebut sindrom multi-sistem langka (MIS-C) oleh dokter di Amerika Serikat dan Pediatrik di Inggris.

Baca Juga: Temuan Baru, Virus Corona pada Ibu Hamil Tak Tingkatkan Risiko Keguguran!

Tapi, petugas medis di Rumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP), yang telah mengetahui kondisi tersebut, menemukan kondisi ini cukup sulit diidentifikasi sebagai dampak virus corona karena gejalanya mirip dengan kondisi lain.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Kondisi ini termasuk ruam, demam dan gangguan gastrointestinal. Tapi, mereka mencatat bahwa ruam cenderung muncul lebih sering pada tungkai bawah, paha bagian dalam, dada dan ekstremitas atas.

Berdasarkan data 7 pasien yang setuju membagikan temuannya, menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya mengalami ruam melingkar kecil hingga sedang.

Ruam ini seukuran koin 5 pounds dengan bintik-bintik merah kecil di tengahnya. Studi yang diterbitkan di jurnal Forum Terbuka Penyakit Menular, mencatat bahwa tidak ada satu jenis ruam pada anak-anak yang mereka periksa.

Para peneliti justru membagikan gambar berbagai jensi ruam yang terlihat pada pasien dengan MIS-C untuk membantu dokter mendiagnosis kondisi tersebut.

Baca Juga: Kenali Coronaphobia, Khawatir Berlebih akibat Pandemi Virus Corona

"Kami berharap informasi yang diberikan dalam penelitian ini akan membantu dokter anak dan dokter gawat darurat mendiagnosis serta memtuskan perawatan medis yang tepat untuk pasiennya," jelas Dr Audrey Odom John dikutip dari The Sun.

Karena beberapa ruam terkait dengan MIS-C berbeda, gambar-gambar dari peneliti itu juga bisa membantu orangtua untuk mengamati gejalanya pada anak mereka.

Terkait lokasi ruam, semua pasien yang terlibat dalam penelitian ini memiliki ruam di tubuh bagian bawah dan 5 dari 7 pasien mengalami ruam di paha bagian dalam.

Ruam di dada dan ekstremitas atas, termasuk bahu, lengan, pergelangan tangan dan tangan juga umum terjadi di antara 4 dari 7 anak.

Sementara, lebih dari setengah pasien yang terlibat menunjukkan plak annular kecil hingga sedang, yang terlihat seperti lingkaran kecil di dada dan punggungnya.

Lalu, lebih dari 50 pasien dalam penelitian ini juga mengembangkan purpura, yakni bintik merah kecil yang sering muncul di tengah ruam bundar ini.

Meskipun beberapa pasien mengalami ruam merah di bagian bawah kaki dan telapak tangan, ruam semacam ini terlihat pada setengah pasien dalam penelitian tersebut.

Sedangkan, peneliti jarang menemukan ruam terjadi di wajah dan kebanyakan ruam juga tidak menimbulkan rasa gatal.

"Ruam ini tergantung pada usia anak, orang tua mungkin jarang melihatnya di dada, punggung atau paha anak. Tapi, lokasi rumah itulah yang sering berkaitan dengan MIS-C," jelasnya.

Dokter menekankan bahwa kondisi tersebut jarang terjadi. Meskipun kondisi ini memengaruhi sampai 100 anak seminggu di Inggris.

Tapi, sebuah laporan mengungkapkan bahwa 4 dari 5 anak terkena MIS-C setelah tertular virus corona dalam kondisi sehat. Lalu, 1 dari 5.000 anak menderita konddisi itu setelah tertular virus corona, terlepas dari mereka memiliki gejala atau tidak.

Laporan itu juga menemukan bahwa 75 persen dari anak-anak penderita MIS-C yang sakit parah berasal dari komunitas BAME (kulit hitam, Asia dan etnis minoritas). Sejak pandemi dimulai, dua anak diyakini meninggal akibat MIS-C.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI