Kenali Coronaphobia, Khawatir Berlebih akibat Pandemi Virus Corona

Rabu, 24 Februari 2021 | 12:17 WIB
Kenali Coronaphobia, Khawatir Berlebih akibat Pandemi Virus Corona
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mengganggu kesehatan mental seseorang.

Sejauh ini, dokter dan profesional medis di seluruh dunia telah bekerja keras untuk mempelajari gejala hingga efek samping dari virus corona Covid-19.

Tapi dilansir dari Times of India, hanya ada penelitian skala kecil yang menganalisis implikasi pandemi virus corona pada tingkat kecemasan dan stres masyarakat.

Ketakutan akibat pandemi virus corona Covid-19 membuat sejumlah orang ragu atau tidak sanggup menanyakan kondisinya ketika batuk, pilek dan, demam. Para ilmuwan pun menyebut kondisi cemas dan ketakutan akibat virus corona Covid-19 ini dengan istilah coronaphobia.

Fobia adalah ketakutan yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan dan situasi. Demikian pula, coronaphobia adalah jenis fobia baru yang terkait dengan virus corona Covid-19.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Setelah mengamati dan mempelajari banyak penelitian, para ilmuwan mendefinisikan coronaphobia sebagai respons yang dipicu secara berlebihan karena takut tertular virus corona Covid-19.

Hal itulah yang menyebabkan kekhawatiran berlebihan, disertai gejala fisiologis, stres yang signifikan tentang pekerjaan, kehidupan dan keamanan diri sendiri.

Apalagi pandemi virus corona Covid-19 ini menyarankan semua orang untuk tidak berkumpul, menjauhi keramaian hingga membatasi interaksi sosial untuk mencegah penularan.

Berdasarkan penelitian dalam Asian Journal of Psychiatry pada Desember 2020, para ahli telah menemukan 3 karakteristik utama dari kecemasan yang muncul akibat virus corona Covid-19.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Belum Berakhir, Masker Masih Dipakai Sampai 2022

  1. Kekhawatiran terus-menerus yang menyebabkan jantung berdebar-debar, kehilangan nafsu makan, dan pusing.
  2. Terlalu banyak berpikir terus-menerus yang memicu ketakutan dan kekhawatiran.
  3. Rasa takut untuk menghadiri pertemuan dan acara publik, semacam perilaku antisosial yang memfasilitasi masalah kecemasan dan isolasi.

Menurut laporan di jurnal Frontiers in Global Women's Health, gejala insomnia, depresi, dan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI