Update Covid-19 Global: Negara Kaya Rebutan Vaksin dengan Negara Miskin?

Selasa, 23 Februari 2021 | 08:49 WIB
Update Covid-19 Global: Negara Kaya Rebutan Vaksin dengan Negara Miskin?
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum ada tanda-tanda bahwa pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Hingga kini, penyakit yang disebabkan virus corona SARS Cov-2 itu telah menginfeksi lebih dari 112,24 juta orang yang tersebar di 221 negara di dunia.

Setiap hari laporkan jumlah kasus positif baru dan kematian akibat Covid-19 masih sangat tinggi. Update Covid-19 global per 23 Februari 2021 pukul 07.10 WIB, tercatat kasus positif harian bertambah 278.908 infeksi dalam satu hari, sedangkan kematian bertambah 6.365 jiwa.

Vaksinasi dianggap jadi salah satu upaya untuk mengendalikan wabah dan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi menjadi parah.

Meski beberapa negara dunia telah memulai program vaksinasi, masih ada kekhawatiran pandemi sulit terkendali jika negara-negara miskin tidak mendapat dosis vaksin yang memadai

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memohon kepada negara-negara kaya untuk memeriksa sebelum memesan vaksin Covid-19, apakah mereka dapat merusak upaya untuk distribusi vaksin ke negara miskin.

Menurut WHO, negara-negara kaya telah mengambil miliaran dosis vaksin sementara beberapa negara di dunia berkembang masih memiliki sedikit atau tidak sama sekali vaksin.

Para pemimpin kekuatan ekonomi Kelompok Tujuh (G7) berjanji akan mempercepat pengembangan dan penyebaran vaksin global dan mendukung akses yang terjangkau dan adil ke untuk Covid-19. 

Tetapi, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan upaya itu tentu butuh dana yang besar.

"Bahkan jika Anda memiliki uang, jika tidak dapat menggunakan uang itu untuk membeli vaksin, memiliki uang tidak berarti apa-apa," kata Tedros dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: PPKM Mikro Disebut Efektif, Tabanan Nihil Desa Zona Merah Covid-19

Dia mengatakan, pendekatan beberapa negara kaya terhadap produsen untuk mendapatkan lebih banyak vaksin memengaruhi kesepakatan dengan COVAX. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI