Telat Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua, Adakah Risikonya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 22 Februari 2021 | 17:29 WIB
Telat Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua, Adakah Risikonya?
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksinasi COVID-19 pada warga lanjut usia (lansia) di RSUD Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (20/2/2021). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai di berbagai negara. Umumnya, jenis vaksin Covid-19 membutuhkan dua dosis untuk bisa mendapatkan perlindungan lengkap.

Meskipun mendapatkan kedua suntikan vaksin Covid-itu penting, para ahli melihat penurunan jumlah orang yang datang untuk mendapatkan suntikan. Keragu-raguan vaksin, ketakutan akan efek samping, jadwal yang tidak sesuai dan ketidaktersediaan saat ini adalah beberapa alasan mengapa dosis kedua dilewatkan.

Lantas, adakah risiko yang bisa muncul?

Dosis yang kurang dapat enyebabkan vaksin tidak bekerja sepenuhnya dengan baik. Agar vaksin apa pun bekerja dengan baik, penting juga bahwa vaksin itu diberikan di jendela tertentu, yang disebutkan di lembar fakta.

Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Pemko Medan Kurangi Gaji PHL

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama ke seorang tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama ke seorang tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Oleh karena itu, jika seseorang gagal melakukan suntikan kedua, atau gagal mendapatkan vakasin tepat waktu, hal ini dapat menimbulkan kesulitan.

Seperti disebutkan sebelumnya, kebanyakan vaksin yang diberikan saat ini, membutuhkan dua dosis, yang mengharuskan orang datang untuk mendapatkan dosis berulang beberapa minggu setelah suntikan awal diberikan.

Meski rejimen dosis tunggal dapat menghemat persediaan dan mempercepat prosesnya, dosis vaksin yang diberikan terpisah beberapa minggu membantu memperkuat kekebalan dan menghasilkan antibodi yang diperlukan untuk menawarkan perlindungan terhadap Covid-19.

Dua dosis penuh vaksin diperlukan untuk menawarkan perlindungan penuh terhadap virus mematikan. Perlu dicatat bahwa meski satu dosis vaksin juga dapat menawarkan beberapa tingkat perlindungan, dosis kedua akan menawarkan kemanjuran penuh saat ini.

Misalnya, jika suatu vaksin memiliki tingkat kemanjuran 94 persen, dosis awal mungkin menawarkan perlindungan 60 persen, sementara mendapatkan dosis kedua akan membantu seseorang mengamankan tingkat kemanjuran penuh, yaitu 94%.

Baca Juga: Ada Nakes Pingsan dan Kejang, Kemenkes: Bukan karena Vaksin Covid-19

Dalam banyak kasus, mendapatkan dosis kedua dari vaksin juga dapat memperkuat jumlah antibodi bagi mereka yang mungkin memiliki sistem kekebalan yang tidak berfungsi dengan baik, atau kekebalan yang terganggu, yang mungkin tidak melihat vaksin bekerja dengan baik dengan suntikan pertama.

Waktu tunggu antara dosis vaksin juga dapat berbeda berdasarkan jenis vaksin yang diberikan, dan bahan di dalamnya. Di Indonesia setiap orang butuh jeda paling tidak dua minggu sebelum mendapat vaksin dosis kedua.

Sejumlah tenaga kesehatan mendapatkan vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021).  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah tenaga kesehatan mendapatkan vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dibandingkan dengan ini, vaksin mRNA, seperti Moderna dan Pfizer memiliki waktu tunggu yang relatif lebih lama. Suntikan kedua Pfizer diberikan 21 hari setelah dosis pertama, sedangkan suntikan Moderna diberikan tepat 28 hari setelah suntikan pertama.

Ada keraguan besar yang mengkhawatirkan orang-orang yang mungkin melewatkan dosis vaksin mereka sekarang.

Meskipun vaksin memiliki periode waktu inokulasi yang 'direkomendasikan' yang ideal (3-6 minggu, seperti disebutkan di atas), tidak dapat disangkal bahwa tidak mendapatkan suntikan kedua, atau penundaan dalam suntikan kedua akan membuat vaksin sama sekali tidak efektif.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam pernyataan sebelumnya juga telah membicarakan hal yang sama. Dengan memperhitungkan berbagai kesenjangan dan tidak tersedianya vaksin, para pejabat mengatakan bahwa meskipun mungkin ideal bahwa vaksin disuntikkan "sedekat mungkin dengan interval yang disarankan", dosis vaksin masih dapat ditunda hingga beberapa saat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI