Suara.com - Isu gangguan makan masih belum dianggap serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, masalah gangguan makan bisa berujung pada kematian.
Sebuah survei pada 2019 mencatat peningkatan 266 persen dalam kasus gangguan makan (DE) selama 12 tahun terakhir. Sementara rumah sakit yang kewalahan di Inggris menangani 19.000 pasien tahun lalu.
Dr Ashish Kumar, dari Faculty of Eating Disorders at the Royal College of Psychiatrists, mengatakan ada peningkatan 128 persen per tahun dalam jumlah anak yang membutuhkan perawatan di rumah sakit pada 2019.
"Intervensi dini sangat penting dengan gangguan makan, tetapi sumber daya yang disebarkan terlalu sedikit," tambahnya.
Baca Juga: Demi Lovato Sebut Gangguan Makan Sudah 'Mengalir' di Keluarganya, Bisakah?
"Hasilnya bagus dengan pengobatan dini tetapi jika tidak, ada risiko mengembangkan depresi, kecemasan dan penderitaan hasil kesehatan fisik yang parah di seluruh pendidikan, pekerjaan dan keluarga.
Ia menjelaskan remaja yang berat badannya di bawah ambang batas berhenti menstruasi. Itu meningkatkan risiko kemandulan, deformasi tulang, dan masalah perkembangan pada otak, jantung, dan organ lainnya. "
Baroness Kate Parminter, yang berkampanye untuk lebih banyak sumber daya ED, menambahkan, tingkat masuk kembali rumah sakit telah meningkat empat kali lipat dalam dekade terakhir.
Ada intervensi yang disambut baik dari Pemerintah Inggris tetapi tidak ada strategi keseluruhan. Ada anak-anak dengan gangguan makan parah yang tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan cukup cepat.
Hal itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengancam jiwa. "
Baca Juga: Idap Gangguan Makan, Demi Lovato Bercerita tentang Masa Pemulihannya
Menteri Kesehatan Mental Inggris, Nadine Dorries, mengatakan: "Saya tahu betapa pentingnya orang dengan gangguan makan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan saat mereka membutuhkannya. Kami berinvestasi lebih banyak setiap tahun dalam layanan gangguan makan komunitas untuk orang dewasa, kaum muda dan anak-anak. "