Suara.com - Dua bayi asal Coimbatore, India, meninggal beberapa jam setelah mendapat vaksin polio, pentavalen dan vaksin rotavirus pada awal pekan ini.
Anak-anak, termasuk kedua bayi laki-laki berusia 2,5 bulan, divaksin di tempat yang berbeda.
Salah seorang bayi yang meninggal tersebut divaksin bersama 13 anak lain di pusat penitipan anak di India anganwadi di Masakalipalaya pukul 10.30 pagi waktu setempat pada Rabu (17/2/2021) kemarin.
Sang bayi mendapat vaksin penvalen, polio, dan rotavirus, lapor Times of India.
Baca Juga: Siap-Siap, 19.897 Warga Malioboro Bakal Dapat Vaksin Covid-19
"Vaksinasi dilakukan oleh perawtaan anganwadi. Tetapi ketika kami kembali ke rumah, anak itu terus menangis dan menolak untuk menyusu, setelah itu saya memberikan empat tetes obat sirup yang diberikan kepada saya dari anganwadi," kata ibu bayi pertama, Vijayalakshmi.
Ia menambahkan dua jam kemudian putranya mengalami masalah pernapasan parah dan langsung dilarikan ke Uppilipalayam PHC.
Kondisi sang bayi kritis dan dirujuk ke Rumah Skait Coimbatore Medical College, tempat sang bayi meninggal.
Selama seminggu sebelumnya, sang bayi diketahui menderita bronkitis.
Laporan otopsi resmi masih ditunggu, meski laporan tidak resmi mengatakan ada pneumonia di paru-paru sang bayi.
Bayi kedua divaksin di Puskesmas Sowripalayam pada hari yang sama pukul 10.56 waktu setempat. Mendapat ketiga vaksin yang sama bersama enam anak lain.
Baca Juga: Studi Baru Menyarankan Penyintas Covid-19 Perlu Mendapat Satu Dosis Vaksin
Sang bayi masih bisa tidur, namun jam 6 pagi hari berikutnya ia tidak bangun. Sadar bahwa putranya tidak responsif, orang tuanya melarikannya ke rumah sakit dan dokter langsung mendiagnosis bahwa bayinya sudah meninggal.
Bayi kedua ini tidak memiliki riwayat medis atau kontra indikasi. Orang tuanya pun menolak untuk dilakukan otopsi.
Sekretaris kesehatan negara J Radhakrishnan mengatakan tidak mungkin vaksin yang menjadi penyebab kematian.
Wakil direktur kesehatan masyarakat, G Ramesh Kumar, pun mengatakan bahwa anak-anak lain yang diberi vaksin di kedua tempat tidak melaporkan adanya masalah.
"Kami menunggu laporan post mortem dan berencana mengirimkan vial vaksin untuk diuji," kata Kumar.
Panitia teknis vaksin menduga penyebab kematian sang bayi pertama adalah penyakit bronkitis yang belum sembuh. Sedangkan bayi kedua tidak diketahui.
Spesialis penyakit menular, V Ramasubramanian, mengatakan ada kemungkinan vaksin menjadi penyebab masalah pernapasan dan kematian.
"Namun, kami tidak bisa mencapai kesimpulan apa pun sebelum penyelidikan lengkap. Kemungkinan besar cairan yang diberikan pada bayi pertama menyebabkan aspirasi, yang bisa terjadi pada bayi berusia sangat kecil," tutur Ramasubramanian.
Ia pun menambahkan kesulitan bernapas bukan kontraindikasi vaksin dan mengaku belum pernah melihat adanya reaksi negatif terhadap vaksin tersebut selama bertahun-tahun.