Studi Baru Menyarankan Penyintas Covid-19 Perlu Mendapat Satu Dosis Vaksin

Senin, 22 Februari 2021 | 08:33 WIB
Studi Baru Menyarankan Penyintas Covid-19 Perlu Mendapat Satu Dosis Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada beberapa pertanyaan terkait vaksin Covid-19 dan penyintas infeksi virus corona. Perlukah mereka mendapatkannya walau hanya satu dosis?

Dua studi baru menjawab penyintas Covid-19 harus divaksin, tetapi hanya mendapat satu dosis saja.

Menurut penelitian, satu dosis vaksin sudah cukup meningkatkan antibodi penyintas dan dapat menghancurkan virus corona, serta beberapa varian baru yang lebih menular.

Studi ini mendukung dua temuan lainnya yang terbit beberapa minggu terakhir, yang menunjukkan hasil temuan serupa.

Baca Juga: Wacana Vaksin Mandiri, Ekonom Khawatir Malah Ganggu Vaksinasi Gratis

“Saya pikir itu alasan kuat mengapa orang yang sebelumnya terinfeksi Covid harus mendapatkan vaksin,” kata Jennifer Gommerman, ahli imunologi di Universitas Toronto, yang tidak terlibat dalam penelitian.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Respon kekebalan seseorang terhadap infeksi sangat bervariasi. Kebanyakan orang membuat antibodi dalam jumlah banyak yang bertahan selama berbulan-bulan, lapor New York Times.

Tetapi beberapa penyintas yang sebelumnya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala hanya memiliki sedkit antibodi yang cepat menurun.

Penelitian baru ini, yang belum terbit dalam jurnal ilmiah, menganalisis sapel darah dari penyintas Covid-19.

Temuan menujukkan sistem kekebalan mereka akan mengalami masalah dalam melawan varian baru dari Afrika Selatan, B.1.351.

Baca Juga: Terpopuler Lifestyle dan Kesehatan: Cincin Nagita Hingga Vaksin Mandiri

Tapi satu suntikan vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna secara signifikan mengubahnya. Vaksin justru memperkuat jumlah antibodi dalam darah hingga seribu kali kipat.

"Dorongan yang sangat besar," ujar pemimpin studi Andrew T. McGuire, ahli imunologi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS.

Antibodi dari vaksin juga ternyata dapat menetralkan strain virus corona penyebab epidemi SARS pada 2003 silam.

Faktanya, antibodi terlihat bekerja lebih baik pada penyintas dibanding orang yang tidak menderita Covid-19 dan sudah mendapat dua dosis vaksin.

Namun, belum diketahui secara jelas apakah peningkatan antibodi ribuan kali lipat yang tercatat di laboratorium ini akan terjadi di kehidupan nyata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI