CISDI mengkritik, dalam dokumennya pemerintah masih inkonsisten dalam menentukan kelompok rentan yang dimaksud, registrasi data, juga jumlah dosis yang kemungkinan masih kurang.
"Di sini jumlah kebutuhannya sendiri 146,7 juta. Lalu jumlah pengadaan selama bulan Mei sampai Juli hanya 102 juta. adi masih ada gap juga untuk kelompok rentan ini di 47 juta," tuturnya.
Dibenarkan Olivia bahwa pemerintah memang menaretkan pengafaan vaksin Covid-19 hingga Maret 2022. Namun terlihat dari kemungkinan kurangnya dosis valsin untuk tahao kedua dan ketiga saja seharusnya jika ada vaksin yang masuk pemerintah harus mengutamakan penggunaan untuk kelompok yang sudah dimasukan ke dalam disasaran.
"Kalau dari segi jumlah kita masih terbatas. Lalu alasan kedua, dari dua bulan berjalan kemarin masih ada beberapa celah dalam sistem registrasi pendataan, verifikasi kita lihat di beberapa media menemukan bahwa ada yang bukan target sasaran tapi menerima vaksin. Jadi kenapa itu harusnya bisa diperbaiki terlebih dahulu oleh pemerintah sebelum memutuskan vaksin Mandiri dapat berjalan," paparnya.