Suara.com - Pengadaan vaksin mandiri Covid-19 masih menuai perbedaan pendapat. Koalisi masyarakat sipil untuk kesehatan dan kesejahteraan sosial salah satunya yang menolak pengadaan program tersebut.
Organisasi Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), salah satunya yang tergabung pada koalisi tersebut, menyatakan bahwa vaksin mandiri terlalu prematur untuk dilakukan.
"Sekarang yang kita utamakan adalah menekan tingkat kesakitan, kematian akibat Covid pada kelompok rentan untuk tujuan utama vaksinasi ini. Berangkat dari alasan tersebut, kami dari CISDI beranggapan bahwa vaksinasi Mandiri terlalu prematur untuk dilakukan dan kita merekomendasikan pemerintah untuk menunda kebijakan ini. Terutama dari segi supply yang masih terbatas," kata Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda dalam konferensi pers virtual, Minggu (21/2/2021).
Menurut CISDI, baik secara global maupun dalam negeri ketersediaan vaksin Covid-19 masih terbatas. Terlebih dengan jumlahnya yang terbatas, UNICEF juga mencatat bahwa 75 persen ketersediaan vaksin yang ada masih dimonopoli negara besar, seperti Kanada dan Inggris.
"Sementara masih ada 130 negara lain yang bahkan belum mendapatkan dosis pertama," kata Olivia.
Dalam ketersediaan vaksin di tingkat domestik, menurut Olivia, masih ada kemungkinan Indonesia kekurangan dosis untuk mencapai target 181,5 juta orang disuntik vaksin Covid hingga Maret 2022.
Seperti yang terjadi pada program vaksinasi tahap kedua yang sedang berjalan saat ini, lanju Olivia. Pemerintah menargetkan tahap dua vaksin Covid terhadap 17,4 pekerja publik dan 21,5 juta lansia. Dengan kebutuhan dua kali suntikan vaksin perorang dan ditambah 15 persen wastage rate, artinya dibutuhkan 89,47 juta dosis vaksin selama tahap kedua.
Namun, CISDI mencatat bahwa hingga April nanti pengadaan vaksin covid Indonesia baru 29.867.000 dosis.
"Jadi di sini sebenarnya ada gap 60 juta yang harus dipenuhi untuk kelompok petugas publik dan lansia," katanya.
Baca Juga: Anggota Keluarga Sudah Dapat Vaksinasi Lengkap, Boleh Pelukan Tanpa Masker
Demikian juga yang terjadi pada tahap ketiga vaksinasi yang direncanakan Mei-Juli 2021 dengan target masyarakat di daerah rentan daru aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.