Suara.com - Presiden Tanzania yang tidak percaya Covid-19 meminta warga untuk berdoa selama tiga hari untuk mengalahkan "penyakit pernapasan" tersebut.
Pernyataan itu diungkapkan saat negera tersebut mengalami peningkatan penularan virus corona.
"Mungkin kita telah berbuat salah kepada Tuhan di suatu tempat," kata Presiden populis John Magufuli kepada para pelayat di pemakaman sekretaris utamanya, John Kijazi, pada hari Jumat.
“Biarlah kita semua bertobat.” Demikian seperti dilansir dari New York Post.
Baca Juga: Kabar Baik! Kasus Covid-19 Dunia Turun 16 Persen, Ini Sebabnya
Magufuli telah berulang kali mengklaim bahwa Tanzania, negara berpenduduk sekitar 60 juta orang, mengalahkan Covid-19 dengan bantuan Tuhan.
Pemerintah belum memperbarui jumlah kasus virus corona sejak April, dan kementerian kesehatan telah mempromosikan pengobatan herbal yang belum terbukti. Magufuli telah mempertanyakan vaksin Covid-19 tanpa memberikan bukti.
Tetapi gereja Katolik setempat, Kedutaan Besar AS, dan lainnya secara terbuka memperingatkan kebangkitan dalam kasus-kasus.
Minggu ini kematian wakil presiden wilayah pulau semi-otonom Zanzibar, Seif Sharif Hamad, menarik perhatian luas setelah partai politik oposisi mengatakan dia mengidap Covid-19.
Kematian Hamad adalah "simbol yang jelas pandemi ini sedang berkecamuk," kata direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, John Nkengasong, kepada wartawan, Kamis.
Baca Juga: Gembong Pembuat Vaksin Covid-19 Palsu Terungkap, Raup Untung Puluhan Milyar
Berbicara soal meninggalnya Hamad dan Kijazi, presiden Tanzania meminta negaranya tetap tenang.
“Kami berhasil mengalahkan penyakit pernapasan ini melalui doa tahun lalu. Saya yakin kami akan melakukannya tahun ini, ”katanya dalam acara yang disiarkan televisi secara nasional.
Magufuli juga mengumumkan bahwa Menteri Keuangan Philip Mpango telah dirawat di rumah sakit di ibu kota, Dodoma. Dia tidak mengatakan kenapa.