Mengenal PGAD, Gangguan Gairah Seksual Spontan yang Tak Terkontrol

Jum'at, 19 Februari 2021 | 15:23 WIB
Mengenal PGAD, Gangguan Gairah Seksual Spontan yang Tak Terkontrol
Ilustrasi orgasme. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan rangsangan seksual persisten atau Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD) juga disebut sindrom gairah seksual persisten (PSAS) menjadi salah satu penyakit yang cukup mengganggu. Sebab orang dengan kondisi ini merasa terangsang secara seksual tanpa adanya aktivitas maupun rangsangan seksual. 

Melansir dari Healthline, meskipun tidak ada alasan untuk merasa terangsang secara seksual, orang dengan kondisi ini mungkin merasakan semua gejala gairah seksual, seperti ereksi atau pembengkakan pada vagina.

Orang dengan PGAD memungkinkan merasa mengalami orgasme terus-menerus. Dalam beberapa kasus, PGAD dapat bertahan selama berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Hal ini yang kemudian akan mengganggu aktivitas sehari-hari. 

PGAD paling sering dilaporkan terjadi pada perempuan. Sementara pada pria, kondisi ini sering disebut priapisme. Priapisme terjadi ketika Anda mengalami ereksi yang berlangsung beberapa jam atau lebih bahkan tanpa ada hal yang menimbulkan gairah seksual yang menyebabkan ereksi.

Baca Juga: Orgasme dan Pelukan Bisa Jadi Obat Redakan Sakit Kepala, Mau Coba?

PGAD dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi penyebab spesifik seringkali sulit untuk didiagnosis. Menjepit atau menekan saraf yang disebut saraf pudendal yang membantu Anda merasakan sensasi di sekitar alat kelamin diduga menyebabkan PGAD.

Pada pria, aliran darah yang tidak tepat ke dalam dan ke luar penis dapat menyebabkan priapisme.

Beberapa kasus PGAD seringkali terjadi bersamaan dengan kasus-kasus masalah kesehatan jiwa. Kecemasan, depresi, gangguan bipolar, OCD, dan kondisi serupa lainnya telah diidentifikasi dalam kasus PGAD pada pria dan wanita. Tidak jelas apakah kondisi ini menyebabkan PGAD, tetapi umumnya terjadi bersamaan dengan PGAD.

Dalam satu kasus, seorang perempuan mengembangkan PGAD setelah menjalani operasi otak untuk mengatasi masalah dengan pembuluh darah otaknya. Beberapa perempuan mengembangkan PGAD karena stroke setelah menghentikan terapi estrogen atau kolesterol. Wanita lain tampaknya mengembangkan PGAD karena mereka berhenti menggunakan SSRI untuk depresi.

Pada pria, PGAD dapat berkembang karena komplikasi dari prosedur vasektomi atau infeksi saluran kemih.

Baca Juga: Menurut Pakar, Kardio Jadi Olahraga Terbaik untuk Tingkatkan Kepuasan Seks

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI