Studi: Sebanyak 20 Juta Tahun Kehidupan Hilang akibat Pandemi Covid-19

Jum'at, 19 Februari 2021 | 13:52 WIB
Studi: Sebanyak 20 Juta Tahun Kehidupan Hilang akibat Pandemi Covid-19
Ilustrasi orang meninggal (Foto: shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 telah memengaruhi kehidupan dalam berbagai aspek. Bahkan, perkiraan wabah ini telah merenggut total 20 juta tahun kehidupan para korban Covid-19. Rata-rata setiap orang yang meninggal akibat infeksi ini kehilangan 16 tahun hidupnya.

Angka ini diketahui dari sebuah penelitian oleh Universitas Pompeu Fabra di Barcelona, Spanyol, dan Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi di Rostock, Jerman.

Mereka menganalisis data lebih dari 1,2 juta orang korban meninggal Covid-19 dari 81 negara. Lalu, mereka menghitung 'tahun hidup yang hilang', atau perbedaan usia seseorang saat meninggal dengan harapan hidup mereka.

Secara keseluruhan, lebih dari 20,5 juta tahun kehidupan telah hilang karena Covid-19 di negara-negara tersebut.

Baca Juga: Di Prancis, Vaksinasi Virus Corona untuk Lansia Boleh Dilakukan di Apotek

"Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, tahun-tahun hilangnya nyawa sangat penting karena menilai berapa banyak nyawa telah diperpendek," kata penulis studi, dilansir Live Science.

(Shutterstock)
Ilustrasi pasien Covid-19 meninggal (Shutterstock)

Seperempat dari tahun yang hilang ini berasal dari orang berusia di atas 75 tahun. Sedangkan hampir setengahnya dari orang di bawah usia 55 tahun.

Pada negara tertentu, jumlah kematian juga 44 persen lebih tinggi pada pria dibanding wanita.

Berdasarkan studi ini, negara yang memiliki kasus infeksi SARS-CoV-2 tinggi tahun kehidupan yang hilang pada korban meninggal sembilan kali lebih tinggi daripada kematian akibat flu biasa.

Para peneliti mencatat studi mereka memiliki beberapa keterbatasan penting. Mengingat bahwa banyak negara kemungkinan tidak melaporkan kematian akibat Covid-19. Studi ini diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: Virus Corona Lebih Tahan Lama di Permukaan Kaca, Ini Saran Ahli!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI