Suara.com - Saat ini penelitian tentang sejumlah varian baru virus corona Covid-19 yang bermunculan sedang berlangsung. Seorang ahli memperingatkan bahwa protokol kesehatan yang telah berlaku tetap berperan dalam mengurangi penyebaran strain baru virus corona.
Menurut Dr. Gigi Gronvall, seorang sarjana senior di John Hopkins Center for Health Security, mutasi virus corona ini juga tidak keluar dari normanya sebagai virus, terutama yang memiliki penyebaran di suatu kelompok lebih tinggi.
"Penelitian tentang SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona Covid-19, terkait pengujian, vaksin kekebalan kelompok hingga penurunan transmisi cukup berperan. Tapi, negara juga perlu meningkatkan upaya pelacakan mutasi virus yang lebih baik," kata Dr Gigi dikutip dari Fox News.
Dr Gigi pun menekankan bahwa munculnya varian baru virus corona Covid-19 ini bukan sebuah sihir atau peristiwa tak terduga. Karena, sudah banyak hal yang dilakukan para ilmuwan selama pandemi virus corona yang akan berhasil melawan varian baru.
Baca Juga: Peneliti Temukan Varian Baru Virus Corona Finlandia, Adakah Bedanya?
Tes diagnostik yang dikembangkan untuk mendeteksi strain awal virus corona juga akan terus bekerja. Ia menambahkan bahwa FDA sedang memantau dan akan memberi tahu produsen serta konsumen ketika ancaman baru dalam proses pengujian.
Selain itu, mereka juga mendorong agar vaksin virus corona yang memiliki otoritas penggunaan darurat FDA terus efektif melawan varian baru virus corona.
"Ada banyak data yang keluar tentang kemanjuran vaksin Covid-19 terhadap varian baru virus corona dan banyak data laboratorium yang tidak memberi gambaran lengkap sehingga kami terus memantau situasinya," jelasnya.
Dr Gigi berpendapat setidaknya vaksin Covid-19 yang telah memiliki izin penggunaan darurat oleh FDA, nampaknya masih sangat produktif atau efektif melawan virus corona.
Andy Pekosz, co-direktur John Hopkins Center for Excellence untuk enelitian dan pengawasan influenza, menambahkan bahwa faktor pendorong di balik varian baru virus corona itu adalah tingginya jumlah kasus Covid-19 di suatu kelompok.
Baca Juga: Perketat Skrining, 1.060 Orang Masuk Indonesia Terjaring Positif Covid-19
"Kami juga perlu menyadari salah stau hal yang mendorong kemungkinan virus mengalami mutasi dan lebih menular," katanya.
Jika peluangnya 1 banding sejuta, Andy Pekosz berpendapat ini seperti membiarkan dadu berputar 900 ribu kali karena belum bisa mengontrol kasus virus corona di wilayah luar.
Jadi, mengontrol kasus virus corona Covid-19 menjadi hal paling penting untuk mengurangi kemunculan varian baru yang lebih banyak lagi.
Ia juga berpendapat bahwa risiko lonjakan kasus akibat varian baru virus corona bisa ditekan melalui upaya vaksinasi yang dipercepat dan terkonsentrasi.
"Saya pikir vaksin akan memberikan kekebalan yang cukup sehingga lonjakan kasus virus corona di masa mendatang tidak terjadi. Vaksin mungkin memperlambat laju penurunan jumlah kasus, tetapi saya pikir kekebalan yang diperoleh dari infeksi menunjukkan bahwa varian ini masih tetap rentan terhadap kekebalan yang terbentuk dari vaksin maupun infeksi," jelasnya.
Namun, ia mengatakan bahwa kekebalan yang terbentuk karena vaksin Covid-19 akan lebih kuat dan tahan lama daripada yang terbentuk karena pernah terinfeksi.