Suara.com - Para ahli mengungkapkan bahwa virus corona Covid-19 bisa menyebabkan gangren, karena penyakit ini bisa membuat tubuh menyerang diri sendiri.
Para peneliti mengatakan sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab atas gejala jangka panjang dan aneh di antara pasien virus corona Covid-19 yang menderita parah.
Kebanyakan orang yang tertular virus corona akan mengalami gejala, seperti batuk terus-menerus, kehilangan indra penciuman dan perasa serta demam tinggi.
Sedangkan, sepertiga dari pasien virus corona tidak mengalami gejala apapun. Tapi, banyak pasien virus corona yang menunjukkan gejala nyeri sendi dan nyeri otot.
Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut Tujuh Tanda Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Orang yang menderita virus corona Covid-19 dalam kondisi parah dapat mengalami radang sendi rheumatoid dan myositis autoimun, yang biasa disebut sebagai Covid-19 toes.
Sampai sekarang, dokter telah berjuang mencari tahu penyebab masalah ini. Tapi, para ahli di Universitas Northwestern di Amerika Serikat telah menggunakan gambar radiologis untuk mengidentifikasi penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh kita sendiri.
"Kami telah menyadari bahwa virus corona Covid-19 bisa membuat tubuh menyerang dirinya sendiri dengan cara yang berbeda, yang dapat menyebabkan masalah reumatologi dan memerlukan penanganan seumur hidup," kata Dr Swati Deshmukh dalam jurnal Skeletal Radiology dikutip dari The Sun.
Para ahli mengumpulkan data dari pasien di Rumah Sakit Memorial Northwestern antara Mei hingga Desember 2020. Beberapa pasien yang mengalami gejala jangka panjang, membutuhkan perawatan medis, menerima MRI, CT scan atau scan ultrasound.
Berdasarkan pemindaian inilah para peneliti menentukan penyebabnya. Dr Deshmukh mengatakan bahwa banyak pasien dengan gangguan muskuloskeletal terkait virus corona bisa pulih, tapi beberapa orang justru gejalanya berkembang serius.
Baca Juga: Doni Monardo Targetkan Indonesia Bebas Covid-19 saat Hari Kemerdekaan
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi pasien dan bisa berdampak pada kualitas hidupnya, sehinga mereka harus mendapatkan perhatian medis," jelasnya.
Para peneliti melalui pemindaian itu juga menemukan peradangan, kerusakan saraf dan pembekuan darah yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap serangan virus.
"Kita mungkin melihat pembengkakan dan perubahan inflamasi pada jaringan, hematoma atau gangren. Beberapa pasien mengalami luka saraf dan lainnya mengalami gangguan aliran darah," kata Dr Deshmukh.
NHS menyatakan bahwa gangren adalah kondisi serius di mana seseorang kehilangan suplai darah, yang menyebabkan jaringan tubuh mati.
Kondisi ini bisa memengaruhi bagian tubuh mana pun, tapi paling sering terjadi jari kaki, kaki, jaringan tangan dan tangan. Kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi, cedera atau kondisi jangka panjang yang memengaruhi sirkulasi darah.
Semua orang bisa terkena gangren, tapi beberapa kelompok lebih berisiko daripada lannya. Tapi, orang yang menderita diabetes, mengidap Raynaud dan orang dengan aterosklerosis lebih berisiko tinggi.
Kini, para ahli mengatakan bahwa MRI dan CT scan bisa membantu dokter mengarahkan atau menentukan pengobatan yang tepat untuk pasien virus corona.
"Jika pasien mengalami nyeri bahu terus-menerus setelah tertular virus corona Covid-19, maka tim medis bisa mengarahkan untuk pemindaian MRI atau ultrasound," jelasnya.
Bila ahli radiologi mendapatkan virus corona bisa memicu radang sendi dan hasil pemindaian menunjukkan peradangan sendi, maka mereka bisa menyarankan pasien ke rheumatologist untuk dievaluasi.
Dalam beberapa kasus, ahli radiologi mungkin menyarankan diagnosis virus corona berdasarkan pemindaian muskuloskeletal pada pasien yang tidak tahu dirinya terinfeksi virus corona atau tidak.