Suara.com - Republik Demokratik Kongo kembali melaporkan adanya empat kasus Ebola pada 7 Februari di Butembo. Karenanya, sekarang negara tersebut meluncurkan kampanye vaksinasi di wilayah bagian timur negara tersebut.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan orang-orang yang divaksin pertama adalah petugas kesehatan di pusat medis di mana pasien Ebola dirawat.
Berdasarkan laporan BBC, sekitar 8.000 dosis vaksin Ervebo akan digunakan dalam kampanye vaksinasi massal.
Ervebo merupakan vaksin Ebola pertama yang disetujui oleh BPOM AS atau Food and Drug Administration (FDA) pada Desember 2019.
Baca Juga: Vaksin Nusantara yang Digagas dr Terawan Diklaim Lebih Halal, Ini Sebabnya
"WHO dalam keadaan siaga penuh dan tetap terhubung dengan produsen vaksin untuk memastikan dosis yang diperlukan tersedia secepat mungkin untuk melawan wabah," kata Alfred George Ki-Zerbo, perwakilan WHO di Guinea.
Kasus Ebola terakhir di RD Kongo diumumkan pada Juni 2020. Wabah ini telah merenggut 2.287 nyawa sejak Agustus 2018.
Laporan kasus ini keluar sehari setelah Guinea di Afrika Barat mengumumkan wabah baru. Sebanyak tujuh kasus dan tiga kematian dikonfirmasi.
Mereka tertular setelah menghadiri pemakaman seorang perawat di dekat kota Nzérékoré. Semuanya mengalami gejala diare, muntah, serta pendarahan.
Menurut laporan, antara 2013 hingga 2016 sudah lebih dari 11.000 orang meninggal dalam epidemi Ebola Afrika Barat, yang dimulai di Guinea. Di negara ini, Ebola jelas jauh lebih ditakuti daripada Covid-19.
Baca Juga: Pedagang Pasar Penerima Vaksin Covid-19 Tahap Kedua Berjumlah 4 Juta Orang
Adanya vaksin baru memberikan perasaan lega. Hingga kini masih ada persediaan 500.000 dosis untuk darurat global, yang tersedia melalui Gavi (aliansi vaksin internasional).