Suara.com - Mutasi virus Corona membawa ancaman bagi penanganan pandemi, yang sudah dimulai dengan diberikannya vaksin COVID-19.
Demi mencari tahu lebih banyak tentang mutasi virus Corona, Uni Eropa (EU) pekan ini akan mengumpulkan ilmuwan dan peneliti.
Presiden Komisi Eropa Ursula von Der Leyen mengatakan program baru ini bertujuan untuk mempersiapkan vaksin generasi berikutnya yang mungkin diperlukan, katanya kepada Les Echos, dilansir ANTARA.
Program yang disebut inkubator HERA itu akan mempertemukan kalangan otoritas kesehatan dan laboratorium serta memiliki pendanaan sendiri.
Program tersebut akan diluncurkan pada Rabu (17/2) besok.
"Saat ini, dan sejalan dengan upaya yang dilakukan pada vaksin saat ini, kami harus membantu perusahaan industri mengembangkan kapasitas produksi untuk vaksin generasi kedua," kata von der Leyen.
Von der Leyen pekan lalu mengakui kegagalan EU soal persetujuan dan peluncuran vaksin untuk COVID-19.
Setelah EU dihujani kritik tentang peluncuran vaksin yang lambat, ia mengatakan kelompok negara-negara Eropa tersebut mengambil pelajaran dari proses yang bergulir.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pengadaan Vaksin Inggris, Nadhim Zahawi, mengatakan terdapat sekitar 4.000 varian virus yang menyebabkan COVID-19 di seluruh dunia sekarang.
Baca Juga: Belanda Lindungi Warga dari Mutasi Virus Corona asal Inggris Dengan Ini
Ribuan varian dari jenis virus corona penyebab COVID-19 telah dilaporkan saat virus bermutasi, termasuk yang disebut varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, yang terlihat lebih mudah menyebar dibanding yang lain.