Kapan Pasien Kanker Anak Bisa Memulai Pengobatan? Ini Saran Dokter

Senin, 15 Februari 2021 | 17:55 WIB
Kapan Pasien Kanker Anak Bisa Memulai Pengobatan? Ini Saran Dokter
Ilustrasi kanker anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit kanker bisa dialami siapa saja, termasuk juga anak-anak. Pemahaman masyarakat Indonesia kebanyakan memahami kanker sebagai suatu benjolan pada organ tubuh. 

Dokter spesialis anak dr. Tumpal Yansen Sihombing. Sp.A., mengatakan pemahaman itu memang benar. Tetapi kanker pada anak kebanyakan leukemia atau awam dikenal masyarakat sebagai kanker darah yang tidak menimbulkan bejolan

"Pada anak-anak kebanyakan kanker leukimia yaitu keganasan dari sel darah putih. Tentu saja gejala yg ditimbulkan tergantung dari jenis berat, ringan kanker tersebut," kata Tumpal dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (15/2/2021). 

Ia menjelaskan, perawatan kanker pada anak ada tiga, yakni tindakan operasi, kemoterapi, dan radiasi. Tetapi, pada kanker leukemua, pengobatan yang boleh dilakukan hanya kemoterapi. Pilihan ketiga perawatan itu hanya bisa dilakukan untuk tumor padat seperti kanker tulang atau tulang mata. 

Baca Juga: Paling Rentan, Pasien Kanker Padat Diminta Dapat Prioritas Vaksin Covid-19

Kenali jenis kanker yang sering menyerang anak. (Shutterstock)
Kenali jenis kanker yang sering menyerang anak. (Shutterstock)

Dokter Tumpal menyampaikan bahwa perawatan kanker harus dilakukan sesegera mungkin begitu diagnosa dokter ditegakan. Karena kebanyakan pasien di Indonesia mengetahui sakit kanker ketika kondisinya sudah parah. 

Diakui dokter Tumpal, deteksi dini penyakit kanker di Indonesia masih sangat sulit. Sehingga kebanyakan pasien terlambat datang ke dokter.

"Penyakit kanker ini sangat sulit di Indonesia, biasanya datang karena tidak sengaja. Karena sudah lemas atau berdarah atau ada benjolan. Contoh kasus misalkan pada tumor mata, misal masyarakat bisa melihat kadang-kadang anak matanya terlihat kuning dan kalau berjalan sering tidak fokus. Kondisi itu mungkin belum ada benjolan di mata tetapi itu sudah masuk kondisi yang lebih berat," paparnya.

Kondisi itu yang belum bisa diantisipasi dengan teknologi medis di Indonesia, lanjut Tumpal. Dokter di RSUP Persahabatan itu juga mengingatkan, setelah anak mendapatkan pengobatan kanker, orangtua perlu rutin memastikannya berjalan sesuai jadwal.

Sekalipun tengah dalam kondisi pandemi Covid-19, dokter Tumpal menyampaikan bahwa pasien kanker jangan menunda pengobatan ke rumah sakit. 

Baca Juga: Obat Prostat untuk Cegah Penyakit Parkinson, Akankah Ampuh dan Efektif?

"Hal-hal seperti ini yang akan memperberat si anak. Jadi yang diutamakan adalah kita mencegah dengan protokol kesehatan pandemi covid," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI