"Salah satu cara untuk tetap optimis saat ini adalah dengan memusatkan perhatian pada kabar baik, seperti pengembangan vaksin, dan membatasi konsumsi berita negatif dari media ketika kita merasa lebih rentan, cemas, atau sedih. Tidak apa-apa untuk tidak menonton TV, atau membaca koran selama beberapa hari untuk melindungi kesehatan mental kita," ungkap Brecher.
3. Melatih untuk bersyukur
Trudel-Fitzgerald mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa mempraktikkan kebaikan secara teratur dan mengungkapkan rasa syukur dapat meningkatkan kebahagiaan dan menumbuhkan rasa optimisme, dengan mengingatkan diri kita sendiri bahwa hal-hal baik masih terjadi bahkan selama masa-masa kelam.
4. Jangan menyalahkan nasib buruk
Dalam bukunya 'Learned Optimism' Martin Seligman, PhD, mendefinisikan optimisme sebagai gaya yang digunakan orang untuk memahami mengapa hal baik dan buruk terjadi.
Dia menulis bahwa seorang yang pesimis dapat belajar menjadi optimis dengan memikirkan kembali bagaimana mereka bereaksi dengan kesulitan.
Selain itu, ketika mereka gagal, orang yang optimis hanya melihat kegagalan di satu bidang dan bangkit kembali, sementara orang pesimis percaya bahwa kegagalan di satu bidang kehidupan berarti kegagalan di semua bidang.
5. Menanti waktu lebih baik
Merencanakan aktivitas aman yang dapat dicapai setelah COVID-19 secara terkendali, dapat memberi Anda sesuatu yang Anda dinantikan.
Baca Juga: Delapan Remaja di Semarang Tertipu Biro Jodoh Online, Ini Kata Psikolog
"Misalnya, seseorang dapat membayangkan pertemuan sosial kecil di luar dengan beberapa teman dekat atau anggota keluarga setelah cuaca memungkinkan, dan mulai memikirkan detailnya, seperti tamu, lokasi, musik, dll," Kata Trudel-Fitzgerald.