Kaum Rebahan Wajib Baca, Ini Dampak Malas-malasan Sepanjang Hari

Senin, 15 Februari 2021 | 14:43 WIB
Kaum Rebahan Wajib Baca, Ini Dampak Malas-malasan Sepanjang Hari
Ilustrasi rebahan di tempat tidur (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menghabiskan hari libur dengan rebahan di tempat tidur memang menyenangkan, terlebih saat ditemani camilan dan tontonan yang menyenangkan. Tetapi jika dilakukan secara terus-menerus, tentu akan berdampak buruk terhadap tubuh.

Menurut Insider, menghabiskan sebagian besar waktu dalam seminggu di tempat tidur akan membuat tulang dan otot sulit menopang tubuh.

Selain itu, kepadatan tulang akan berkurang sebesar satu persen dalam kurun waktu yang sama, membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah.

Tubuh juga akan kehilangan satu persen massa otot, terutama di paha, bokong, dan bahu.

Baca Juga: Ngeri, Pria Ini Bikin Gitar Unik dari Tulang Mendiang Pamannya

[DW Indonesia]
Ilustrasi rebahan [DW Indonesia]

Biasanya ketiga bagian otot tersebut akan menyedot gula agar energi berfungsi, tetapi setelah rebahan atau beristirahat lebih dari seminggu, proses ini akan melambat.

Akhirnya semua gula yang tidak terpakai akan menumpuk di aliran darah dan menyebabkan diabetes tipe 2.

Jika Anda melakukannya hingga dua minggu, massa otot yang hilang bisa mencapai 10 persen. Semakin sedikit otot yang dimiliki, maka semakin sedikit pula oksigen dalam aliran darah.

Pada akhirnya, kekurangan oksigen di dalam darah dapat membuat Anda merasa lebih lelah meski tidak melakukan aktivitas berat apa pun.

Di sisi lain, dilansir Science ABC, rebahan terlalu lama juga meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah, terutama di panggul dan kaki, dan mengembangkan pembekuan darah.

Baca Juga: Waspadai Gatal pada Organ Intim, Bisa Jadi Tanda Diabetes Tipe 2

Keadaan ini juga dapat menyebabkan kondisi mematikan yang disebut emboli paru jika gumpalan pecah dan masuk ke paru-paru.

Meski begitu, rebahan jika dilakukan dalam jumlah waktu yang tepat justru bisa menjadi hal baik, terutama bagi penderita gegar otak atau cedera otak lainnya karena dapat membantu memulihkan aktivitas normal otak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI