AS Desak China Menyediakan Data Awal Wabah Kasus Covid-19 dari Negaranya

Minggu, 14 Februari 2021 | 18:17 WIB
AS Desak China Menyediakan Data Awal Wabah Kasus Covid-19 dari Negaranya
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sabtu (13/2/2021), Gedung Putih Amerika Serikat meminta China untuk menyediakan data pada hari-hari awal wabah virus corona Covid-19 terjadi.

Mereka juga menyatakan 'keprihatinan mendalam' tentang hasil temuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam penyelidikan asal-usul virus corona di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa laporan penyelidikan harus independen dan bebas dari perubahan oleh pemerintah China.

"Untuk lebih memahami pandemi ini dan bersiap menghadapi pandemi berikutnya, China harus menyediakan datanya sejak hari-hari awal wabah," kata Sullivan, dilansir Channel News Asia.

Baca Juga: Intip Perguruan Pencak Silat Merpati Putih Satu-satunya di Amerika Serikat

Menurut salah satu tim penyelidik, China menolak memberikan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada tim WHO. Menurutnya, hal itu mempersulit upaya dalam memahami bagaimana wabah itu dimulai.

Amerika Serikat [Shutterstock]
Amerika Serikat [Shutterstock]

Ahli penyakit menular Australia yang masuk dalam tim WHO, Dominic Dwyer, mengatakan mereka telah meminta data pasien mentah 174 kasus di China dari fase awal wabah di Wuhan pada Desember 2019 serta kasus-kasus lainnya, tetapi mereka hanya diberi ringkasan.

Membalas pernyataan tersebut, juru bicara Kedutaan Besar China mengatakan Amerika Serikat telah merusak kerja sama multilateral dengan WHO dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara juga mengungkapkan secara tegas bahwa AS tidak boleh 'menunjuk jari' ke China dan negara lain yang mendukung WHO selama pandemi Covid-19.

Di sisi lain Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan semua hipotesis tentang asal-usul virus corona masih terbuka pada Jumat (12/2/2021), setelah Washington mengatakan ingin meninjau data dari misi penyelidikan di China.

Baca Juga: Amerika Serikat Akan Membuka Sekolah di Tengah Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI