Setengah Populasi Israel Sudah Vaksinasi, Kok Kasus Covid-19 Masih Tinggi?

Minggu, 14 Februari 2021 | 14:43 WIB
Setengah Populasi Israel Sudah Vaksinasi, Kok Kasus Covid-19 Masih Tinggi?
Vaksinasi Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel disebut menjadi salah satu negara yang telah melakukan vaksinasi Covid-19. Sejak mendapat dosis vaksin pertama, dengan jenis Pfizer, pada 9 Desember 2020, Israel telah memberikan satu suntikan vaksin Covid kepada lebih dari setengah populasinya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu termasuk orang pertama yang divaksinasi Covid-19. Dikutip New York Magazine, program vaksinasi Covid-19 Israel bahkan melampaui Amerika Serikat yang baru menyuntik sekitar 10 persen populasinya.

Tetapi di sisi lain, meski vaksinasi terus digalakan, Israel masih mengalami lonjakan kasus positif. Total infeksi positif Covid-19 di sana mencapai 721.846 kasus, terbanyak kelima di Benua Asia.

Hampir 74 dari setiap 100.000 orang Israel dinyatakan positif terkena virus corona SARS Cov-2 tersebut. Angka itu hampir dua kali lipat dari Amerika Serikat yang sekitar 40 dari setiap 100.000 orang.

Baca Juga: Resmi! Jokowi Terbitkan Aturan Denda dan Pidana Warga Penolak Vaksin Corona

Kepala unit penyakit menular di Pusat Medis Sheba Tel Aviv Galia Rahav menyebutkan bahwa tingkat infeksi yang melonjak pada populasi umum akibat kelelahan orang Israel pada penguncian ketiga atau keempat yang diberlakukan.

Penularan lebih banyak terjadi pada orang-orang usia muda yang memang belum disuntik vaksin. Terlebih juga karena ditemukannya varian baru virus Corona dari Inggris yang disebut lebih mudah menular.

Penelitian oleh pemerintah menunjukkan bahwa 44 persen kasus yang didiagnosis di Israel ditemukan terjadi pada orang berusia di bawah 19 tahun. Hanya 6,2 persen ditemukan pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

"Virus corona varian Inggris membuat kami bertekuk lutut," kata Rahav.

Israel mengutamakan program vaksinasi Covid-19 pada pekerja medis juga lansia di atas 65 tahun. Kementerian Kesehatan setempat mengklaim, kasus Covid-19 dan rawat inap telah turun secara dramatis di antara kelompok orang yang sudah divaksinasi.

Baca Juga: Catat! Vaksinasi Massal Lanjutan Dosis ke Dua Digelar Mulai 15-17 Februari

Israel telah memberikan lebih dari 5 juta dosis vaksin Pfizer dalam waktu sekitar enam minggu. Netanyahu mendorong 90 persen orang Israel yang berusia di atas 50 tahun untuk divaksinasi pada pertengahan Februari. Hampir 60 persen penduduk Israel telah menerima setidaknya satu suntikan, dan lebih dari setengah telah menerima suntikan kedua untuk vaksinasi penuh.

Sebelumnya, Israel melakukan penguncian pertama pada awal 2020 dengan menutup sekolah, bisnis, dan perbatasan juga memerintahkan jam malam ketat. Hingga 26 Mei, Netanyahu menyatakan wabah Covid di Israel berakhir. Ia kemudian membuka lagi sekolah, toko, restoran, taman hiburan, kolam renang, dan kereta gantung. Namun tak lama setelah itu, kasus positif kembali melonjak.

Keluarnya Israel dari penguncian pertama dinilai tergesa-gesa dan tanpa rencana. Gymnasia Rehavia elit Yerusalem akhirnya dibuka kembali, ketika sejumlah guru dan siswa jatuh sakit. Israel kemudian kembali lakukan penguncian kedua pada September 2020.

Saat itu, Netanyahu memastikan dirinya akan berupaya bicara dengan CEO Pfizer Albert Bourla dan menawarinya kesepakatan. Israel akan membayar mahal untuk vaksin Covid-19 buatan Pfizer Amerika Serikat. Dikutip dari New York Magazine, Israel membayar sekitar $ 31 atau setara Rp 433 ribu per dosis vaksin Pfizer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI