"Namun, berdasarkan penelitian saat ini, suplemen ini tidak dapat direkomendasikan untuk mengurangi morbiditas gejala pada pasien tersebut," tulis penelitian itu dalam jurnal, sebagaimana dilansir dari Fox News.
Dijelaskan pula bahwa seng glukonat dosis tinggi, asam askorbat, atau kedua suplemen itu tidak mengurangi gejala infeksi virus SARS CoV-2 tersebut. Sebagian besar pasien mengonsumsi suplemen asam askorbat dan seng dengan dosis yang jauh lebih rendah. Sehingga menunjukkan bahwa asam askorbat dan seng dosis tinggi sekalipun juga tidak memiliki manfaat.
"Menunjukkan kurangnya kemanjuran yang jelas," kata ahli.
Namun, penelitian itu diakui memiliki beberapa keterbatasan, seperti kurangnya kelompok plasebo dan desain label terbuka, yang berarti pasien mengetahui pengobatan yang mereka terima.
Para peneliti mengatakan studi yang sedang berlangsung di China dan Amerika Serikat sedang memeriksa Vitamin C yang dikirim melalui IV untuk menurunkan kegagalan pernapasan.