Suara.com - Ibu yang baru melahirkan kerap merasa panik jika air susu ibu (ASI) tidak kunjung keluar. Itu terjadi karena ASI merupakan asupan pertama dan terbaik yang bisa diberikan ibu kepada manusia kecil yang baru terlahir di muka bumi tersebut.
Pertanyaannya, apakah kondisi itu normal dan bagaimana cara mengatasinya?
Dokter Spesialis Anak dr. Citra Amelinda, SpA., M.Kes, IBCLC mengatakan bahwa itu adalah proses normal dan sangat wajar.
Itu umumnya terjadi karena tubuh ibu melakukan pergantian hormon hamil ke hormon untuk menyusui. Hormon menyusui dan kehamilan ini diatur oleh progesteron dan estrogen.
Baca Juga: Sedih, Curhat Gadis Diremehkan Ibu Gegara Kerja di Toko dan Gajinya Kecil
Meski ASI sudah diproduksi saat ibu mengandung, namun kedua hormon ini yang akan mengatur kapan tepatnya ASI keluar dan dibutuhkan.
"Misalnya pada oksitosin, hormon yang gunanya untuk kontraksi memerah uterus atau memerah rahim saat melahirkan. Kegunaan kedua oksitosin adalah memerah payudara agar ASI keluar," ujar dr. Citra saat acara AIMI ASI, Jumat (12/2/2021) lalu.
Nah, bergantinya peran hormon oksitosin dari memerah rahim menjadi memerah payudara mengeluarkan ASI membutuhkan waktu, sampai ASI benar-benar lancar untuk menyusui buah hati.
"Dia butuh waktu sekitar 3 minggu untuk benar-benar lancar sampai full produksi ASI. 3 minggu bukan waktu sebentar, untuk awal-awal sangat wajar apabila jumlah ASI masih berupa tetesan" terang dr. Citra.
Namun yang perlu diingat, bukan berarti masih berupa tetesan ibu jadi menunda menyusui anak.
Baca Juga: Viral Cowok Merengek Manja ke Pacar, Publik Emosi: Giliran sama Emak Galak!
Sebaliknya, meski masih berupa tetesan tapi dengan skin to skin antara ibu dan bayi yang terus menempel di dada untuk menyusui, akan merangsang hormon oksitosin untuk semakin bekerja keras memerah payudara.
"Jadi sinyal tubuh untuk mengingatkan saat ini bukan hamil lagi, tapi saat masa menyusui. Begitu disusui, setiap menyusui hormon si oksitosin mulai naik," pungkas dr. Citra.