Suara.com - Selain Covidiot, sekarang muncul istilah 'coronaphobia' yang menunjukkan kecemasan terhadap Covid-19.
Peneliti mendefinisikan coronaphobia sebagai respon berlebihan karena takut tertular virus corona, menyebabkan kekhawatiran berlebihan disertai gejala fisiologi dan stres signifikan tentang virus karena takut kehilangan banyak hal.
Istilah ini muncul setelah menganalisis hampir 500 penelitian yang membahas kekhawatiran dan kepanikan yang dirasakan orang selama pandemi.
Dilansir Health, peneliti mencatat beberapa faktor yang dapat menyebabkan coronaphobia:
Baca Juga: Maksimal Cegah Covid-19, Ahli Sebut Pakai Masker Medis dan Kain Sekaligus
- Berada dalam kondisi ketidakpastian, seperti apakah orang tersebut terinfeksi virus corona atau pekerjaan dalam bahaya.
- Mempraktikan perilaku baru.
- Kecemasan yang dapat berkembang ketika mendengar situasi selama pandemi.
Direktur Center for the Treatment and Study of Anxiety di University of Pennsylvania, Lily Brown, PhD, menjelaskan apa perbedaan kecemasan coronaphobia dengan kecemasan umum.
"Pada dasarnya, apakah Anda dapat melakukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam menjalani kehidupan secara memuaskan? Sering kali ketika orang mengalami gangguan kecemasan, kondisi mereka mulai berkembang dan menjadi tantangan dalam melakukan kewajiban dan memenuhi kebutuhan mereka," jelas Brown.
Brown menambahkan, pandemi memang dapat menyebabkan kecemasan, tetapi jika Anda mulai sadar mengalami kesulitan memenuhi komitmen atau menyelesaikan tugas karena panik tertular virus, mungkin indikasi Anda menderita coronaphobia.
"Dan dukungan profesional untuk membantu mengelola kecemasan bisa efektif," tandas Brown.
Penelitian Brown menunjukkan rata-rata wanita melaporkan lebih banyak kecemasan daripada pria selama pandemi.
Baca Juga: Sudah Suntik Vaksin Covid-19 2 Kali, Pria Ini Tetap Terinfeksi Virus Corona