Setelahnya, ada tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat RT/RW, hingga guru yang menjadi kelompok prioritas lainnya.
Dalam laman resminya, WHO juga telah memperingatkan tentang bahaya serangan siber dari pihak-pihak yang mengaku WHO.
WHO juga memperingatkan tentang bahaya phising yang bisa mencuri data Anda. WHO tidak pernah meminta nama, password, email, uang, maupun memberikan hadiah, gratifikasi, hingga sertifikat secara acak.
Kesimpulan: Hoaks
WHO tidak pernah meminta masyarakat mendaftar untuk mendapatkan vaksin, karena kebijakan pemberian vaksin tergantung pemerintah masing-masing negara.
Situs yang digunakan juga tidak memiliki alamat jelas dan kemungkinan besar merupakan penipuan.