Bukan IMS, Gadis Ini Menderita Klamidia di Paru-Paru akibat Vape

Kamis, 11 Februari 2021 | 16:30 WIB
Bukan IMS, Gadis Ini Menderita Klamidia di Paru-Paru akibat Vape
Ilustrasi perempuan merokok pakai vape (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang gadis pengguna TikTok menjadi viral setelah ia menceritakan kisahnya yang menderita klamidia di paru-paru akibat vape.

Pengguna @germanshepardfanaccount mengungkapkan pada Oktober tahun lalu ia sempat mengalami demam selama 13 hari dan merasa ia menderita penyakit yang lebih parah dari pneumonia.

Saat diperiksakan di rumah sakit, dokter mengetes penyakitnya sebagai Covid-19, hepatitis, dan penyakit lain, yang semua hasilnya negatif.

"Akhirnya, terungkap bahwa aku mengidap klamidia di paru-paru karena mengisap vape," kata gadis ini, dilansir dari Health.

Baca Juga: Ramai Pembahasan D-dimer Pasien Covid-19, Ini Penjelasan Dokter Paru

Kondisinya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena paru-parunya terganggu akibat vaping. Gadis ini juga mengklaim bakterinya berasal langsung dari alat vape.

Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]

Klamidia merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, Chlamydia pneumoniae, dan Chlamydia psittaci.

Umumnya, klamidia dikenal sebagai infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Sedangkan jenis dua bakteri lainnya dapat menyebabkan pneumonia, jelas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

"Pada dasarnya, bakteri ini dalam jenis keluarga yang sama, tetapi termasuk organisme dan metode penularan yang sama sekali berbeda," kata Raymond Casciari, MD, ahli paru di Rumah Sakit St. Joseph di Orange, California.

Namun, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri klamidia lebih jarang dibanding jenis pneumonia oleh bakteri lain.

Baca Juga: Waspada, Dokter Sebut Kanker Paru Jarang Timbulkan Gejala di Awal

Bakteri Chlamydia pneumoniae dapat merusak lapisan saluran pernapasan, seperti tenggorokan dan paru-paru. Gejalanya bisa dalam tingkat rendah, sedang, hingga parah.

Cara penyebarannya melalui tetesan pernapasan yang keluar saat orang terinfeksi batuk atau bersin, dan saat orang lain mengirup tetesan tesebut, ia akan jatuh skait.

Hal yang sama juga terjadi jika seseorang menyentuh sesuatu yang terkena tetesan mengandung virus, lalu menyentuh hidung atau mulut mereka.

Selama tiga minggu gadis ini dirawat di ICU dan sekarang kondisinya membaik. Tapi sayagnya unggahannya sudah dihapus beberapa waktu lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI