Varian Baru Virus Corona, Pakar Virologi Bahas Tingkat Keparahannya

Kamis, 11 Februari 2021 | 15:16 WIB
Varian Baru Virus Corona, Pakar Virologi Bahas Tingkat Keparahannya
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa vaksin Covid-19 telah terbukti tingkat efektivitasnya menurun ketika melawan varian baru virus corona Covid-19. Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa vaksin Oxford/AstraZeneca bisa memberikan perlindungan minimal terhadap infeksi virus corona dari tingkat ringan hingga sedang.

Pakar virologi, Dr Phil Gould pun berusaha menjelaskan tentang strain baru virus corona Covid-19 serta tingkat kemanjuran sejumlah vaksin Covid-19.

Saat ini, beberapa juta orang sudah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19. Di samping itu, masa penguncian telah membantu mengurangi tingkat infeksi virus corona Covid-19 yang masih tinggi.

Menurut Dr Phil, strain baru virus corona yang beredar lebih cepat akan memiliki efek berlawanan pada beberapa kemajuan dan meningkatkan masa penguncian.

Baca Juga: WHO: Vaksin AstraZeneca Aman untuk Ibu Hamil

Masalah utamanya adalah orang akan kembali untuk suntikan vaksin Covid-19 kedua sebagai penguat setelah 3 bulan. Para ahli tidak bisa melewatkan tahap ini, karena bisa berpotensi menyebabkan gangguan lebih lanjut.

Ilustrasi vaksin (Pixabay/qimono)
Ilustrasi vaksin (Pixabay/qimono)

"Tanpa vaksinasi, kondisi seseorang akan jauh lebih buruk di tengah pandemi virus corona Covid-19 sekarang ini," jelas Dr Phil dikutip dari Express.

Selain itu, munculnya musim semi juga merupakan faktor penyebab virus pernapasan menyebar dengan kecepatan jauh lebih rendah.

Pada dasarnya, mutasi virus corona mengubah kode genom yang akhirnya bisa mengubah protein yang membangun virus. Protein ini bisa mengikat reseptor sel tubuh lebih kuat atau lipatan protein sedikit berubah, sehingga respons kekebalan kurang efektif.

"Virus akan bermutasi dengan kecepatan yang berbeda. Virus RNA sangat rentan terhadap perubahan karena tidak memiliki bukti pengecekan ketika protein virus menyalin genomnya," jelasnya.

Baca Juga: CDC Imbau Pakai Dua Masker, Efektif Tangkal Virus Corona Covid-19

Terkait dengan tingkat keparahan varian baru virus corona, Dr Phil mengatakan bahwa varian baru virus corona seperti di Inggris lebih mudah menular karena virus mengikat sel lebih efisien.

"Hal ini jelas menjadi masalah karena kemungkinan terinfeksi dan penularan virus akan meningkat," ujarnya.

Vaksinasi adalah salah satu strategi utama untuk mencegah infeksi dan penularan virus corona. Meskipun beberapa vaksin telah terbukti efektif, tapi vaksin akan menjadi kurang efektif dalam melawan varian baru virus corona.

Para ahli pun mengkhawatirkan bahwa akan lebih banyak mutasi yang terbentuk dari strain baru virus corona ini, terutama varian baru di Inggris. Jika makin banyak varian baru virus corona, maka makin besar kemungkinannya vaksin Covid-19 tidak berfungsi baik.

"Sejauh ini semua produsen yakin bahwa vaksin buatannya masih bisa berfungsi. Karena, uji klinis terhadap vaksin Pfizer, Moderna dan Oxford membuat strain virus corona Inggris dan Afrika Selatan tidak beredar dalam jumlah besar," jelasnya.

Tapi, pembuatan vaksin Novavax yang akan melalui uji coba fase tiga menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin yang masih tinggi dalam menghadapi varian baru virus corona.

Berdasarkan pemeriksaan PCR terhadap 56 kasus strain baru virus corona, kemanjuran vaksin mencapai 95,6 persen terhadap strain asli virus corona dan 85,6 persen terhadap strain baru virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI